View Item 
  •   Repository Home
  • Laporan Penelitian
  • Laporan Penelitian
  • View Item
  •   Repository Home
  • Laporan Penelitian
  • Laporan Penelitian
  • View Item
JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

PENDIDIKAN KARAKTER ERA COVID-19 BERBASIS HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) KALIMANTAN TIMUR

Thumbnail
View/Open
PENDIDIKAN KARAKTER ERA COVID -19 BERORIENTASI HOTS SISWA MI KALIMANTAN TIMUR (3).pdf (9.930Mb)
Peer Review (906.4Kb)
SK Laporan Penelitian (294.7Kb)
Date
2021-08-30
Author
Nasir, Muhammad
Rijal, Muhammad Khairul
Metadata
Show full item record
Abstract
Muhammad Nasir, Muhammad Khairul Rijal, Pendidikan Karakter Era Covid-19 Berorientasi Higher Order Thinking Skill (HOTS) Siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) Kalimantan Timur, Tahun 2021 Secara historis pendidikan moral dan karakter sudah berusia sangat tua, setua sejarah manusia dan pendidikan itu sendiri. Pendidikan moral dianggap telah ada sejak masa para pemikir klasik, seperti Aristoteles, Pluto dan Konfusius. Meskipun sudah berusia tua sebagai sebuah objek kajian, diskursus tentang pendidikan karakter dalam beberapa dekade kembali menjadi wacana mainstream dan menjadi isu hangat belakangan ini di banyak negara. Wacana ini semakin menarik memasuki era abad 21 yang dikenal sebagai era digital. Era di mana teknologi memainkan peran penting dalam pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran yang berorientasi HOTS di madrasah ibtidaiyyah Kalimantan Timur, serta melihat peran kepala madrasah dalam proses tersebut. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat adaptasi proses pendidikan dan pembelajaran berbasis pendidikan karakter yang berorientasi HOTS pada masa pandemi COVID-19 di madrasah ibtidaiyyah Kalimantan Timur. Serta bagaimana proses pembelajaran (yang meliputi perencanaan, proses dan evaluasi) berbasis pendidikan karakter yang berorientasi HOTS di madrasah ibtidaiyyah Kalimantan Timur. Serta seperti apa tingkat kategorisasi pembelajaran (yang meliputi perencanaan, proses dan evaluasi) dalam implementasi pembelajaran berbasis penguatan karakter yang berorientasi pada HOTS. Temuan penelitian ini adalah; pertama, Kepala madrasah sudah mengambil peran yang aktif dalam usaha melakukan penguatan pendidikan karakter di madrasah yang berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skill). Peran kepala madrasah tersebut tercermin dari sikap dan kecakapan dalam: a) Memberi pengaruh (keteladanan) terhadap perilaku warga sekolah untuk mewujudkan penguatan karakter berorientasi HOTS; b) Kecakapan dalam mengimplementasikan visi yang berbasis pada penguatan karakter berorientasi HOTS; c) Kecakapan dalam menggerakkan warga sekolah untuk mewujudkan penguatan karakter berorientasi HOTS; d) Kemampuan dalam memberikan motivasi kepada warga sekolah untuk mewujudkan penguatan karakter berorientasi HOTS; e) Kemampuan menciptakan kondisi kerja yang menjunjung team work untuk mewujudkan penguatan karakter berorientasi HOTS. Kedua, Ditemukan adanya aktivitas penguatan pendidikan karakter di madrasah yang berorientasi pada HOTS (Higher Order Thinking Skill) yang dilakukan secara sistematis berdasarkan visi dan misi serta tujuan pendidikan lembaga. Implementasi pendidikan dan pembelajaran berbasis pendidikan karakter yang berorientasi HOTS pada masa pandemi COVID-19 yang kurang berjalan maksimal secara efektifitas dan efisiensi. Hal ini dikarenakan berbagai macam kendala yang dialami oleh guru dan siswa. Ketiga, Hasil observasi terhadap pembelajaran berbasis penguatan karakter yang berorientasi HOTS, ditemukan 50% pembelajaran oleh guru di empat madrasah menunjukkan kategori sedang dan 30% menunjukkan kategori tinggi dan hanya 20% yang berkategori rendah, itu artinya para guru sudah melaksanakan pembelajaran yang berbasis penguatan karakter berorientasi HOTS, meskipun masih ada beberapa bagian dari pembelajaran berbasis penguatan karakter berorientasi HOTS yang belum dilaksanakan dengan baik oleh guru. Keempat, Beberapa bagian dalam pembelajaran yang masih perlu ditingkatkan oleh guru dan menjadi masukan bagi para pemangku kebijakan pendidikan antara lain: a) Guru belum menggali lebih dalam untuk mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kegiatan sehari-hari siswa dalam bentuk penanaman karakter yang membentuk pembiasaan; b) Guru belum maksimal dalam memberikan pertanyaan– pertanyaan HOTS untuk mengawali pemberian materi, diskusi dan debat; c) Guru dalam proses penilaian belum maksimal dalam menitikberatkan penilaian pada pengembangan kemampuan berpikir kritis, logis, analitis, sintesis, evaluasi, dan pemecahan masalah, tetapi terlihat lebih kepada menghafal atau mengingat yang belum masuk ranah berpikir tingkat tinggi; d) Guru dalam proses penilaian pembelajaran belum maksimal dalam melakukan penilaian afektif yang mencakup karakter atau sikap yang ingin dicapai sesuai kompetensi dasar. Penilaian lebih bersifat kuantitatif berdasarkan capaian aspek kognitif dan belum mengelaborasi ranah afektif secara maksimal; e) Guru dalam proses pembelajaran dan penilaian belum memberikan ruang yang cukup dalam pemberian umpan balik yang mampu mengoreksi kesalahan atau mengklarifikasi kesalahan (corrective feedback) siswa.
URI
http://repository.iain-samarinda.ac.id/handle/123456789/1049
Collections
  • Laporan Penelitian [47]

DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
Contact Us | Send Feedback
Theme by 
Atmire NV
 

 

Browse

All of DSpaceCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

My Account

LoginRegister

DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
Contact Us | Send Feedback
Theme by 
Atmire NV