Peran Kader Bina Keluarga Remaja (BKR) Dalam Mewujudkan Keharmonisan Keluarga di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Andi Sirajuddin, 2021, “Peran Kader Bina Keluarga Remaja (BKR) Dalam Mewujudkan Keharmonisan Keluarga di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda“. Skripsi, Program Studi Bimbingan Konseling Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh H. Bunyamin, Lc. M,Ag dan Rudy Hadi Kusuma, M.Pd
Keharmonisan merupakan syarat yang sangat penting bagi setiap keluarga. Keharmonisan keluarga yang ada di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda memiliki kualitas keluarga yang baik dan menjadi pengembang Bina Keluarga Remaja. Bina Keluarga Remaja program yang didirikan oleh BKKBN, merupakan salah satu kegiatan yang sangat strategis dalam mengupayakan terwujudnya sumber daya manusia potensial melalui upaya meningkatkan pengetahuan dalam mengasuh dan membina tumbuh kembang remaja melalui peran orang tua. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peran kader bina keluarga remaja dalam mewujudkan keharonisan keluarga serta untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kader bina keluarga remaja dalam menjalankan perannya di Kelompok Bina Keluarga Remaja di Kelurahan Lok Bahu Kecamatan Sungai Kunjang Kota Samarinda.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif pendekatan deskriptif, dengan informan satu orang Kader, satu orang PKB, dan lima anggota BKR. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik pemeriksaan keabsahan data yakni teknik triangulasi
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran kader Bina Keluarga Remaja dalam mewujudkan keharmonisan keluarga yakni; (1) menciptakan kehidupan beragama dalam keluarga, (2) menciptakan waktu bersama keluarga, (3) menciptakan komunikasi yang baik, (4) mewujudkan rasa saling menghargai, (5) meminimalisir konflik, (6) membangun hubungan yang erat sesama anggota keluarga. Adapun factor pendukung yaitu adanya partisipasi dan semangat dari kader dan masyarakat, adanya kerjasama kelompok BKR dengan mitra, adanya sarana dan prasarana, dan adanya bantuan dana dari pemerintah maupun non pemerintah. Adapun faktor penghambat nya adalah kurangnya jumlah kader yang terlatih.