Metodologi Kitab al-Tafsīr al-Mauḍū'ī li Suwar alQur'ān al-Karīm Karya Universitas Sharjah (Kajian Metodologis terhadap Penafsiran Surah Al-Baqarah)
Abstract
ABSTRAK
Khusnul Khotim, 2022. Metodologi Kitab al-Tafsīr al-Mauḍū'ī li Suwar alQur'ān al-Karīm Karya Universitas Sharjah (Kajian Metodologis terhadap Penafsiran Surah Al-Baqarah). Skripsi. Jurusan Qur’an Hadis. Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah (FUAD) Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Abdul Majid, MA dan Hudriansyah, Lc., MA.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh populernya metode tafsir tematis yang berangkat dari topik sehingga timbul anggapan bahwa metode tematis hanya berdasarkan topik. Padahal ada sebuah metode tematis yang berangkat dari tematema dalam surah Al-Qur’an itu sendiri, yakni metode tematis surah. Menyepelekan metode ini akan menimbulkan anggapan bahwa sistematika AlQur’an tidaklah teratur dan tidak memiliki tema-tema di dalamnya. Salah satu kitab tafsir yang menerapkan metode ini adalah kitab al-Tafsīr al-Mauḍū'ī li Suwar alQur'ān al-Karīm. Untuk itu, peneliti akan mengkaji metodologi kitab ini supaya metode tematis surah dapat populer kembali dalam kajian tafsir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap metode, sumber dan corak tafsir yang digunakan oleh kitab tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitan pustaka (library research). Pendekatan yang dipakai adalah kualitatif dengan metode deskriptif-analitis. Sumber primer penelitian ini adalah kitab al-Tafsīr al-Mauḍū'ī li Suwar al-Qur'ān al-Karīm dan sumber sekundernya adalah buku-buku metodologi tafsir dan ilmu-ilmu Al-Qur’an. Objek penelitian ini memusatkan pada penafsiran surah Al-Baqarah di kitab tersebut.
Hasil penelitan ini menunjukkan bahwa metode yang digunakan oleh kitab al-Tafsīr al-Mauḍū'ī li Suwar al-Qur'ān al-Karīm adalah tematis surah. Dengan metode ini, penafsir mampu menghubungkan tiap ayat secara rasional dan menentukan tema pokok surah Al-Baqarah, yaitu tugas kekhalifahan yang diberikan Allah kepada manusia. Tema pokok ini selanjutnya terbagi lagi menjadi 13 tema cabang. Sumber yang dijadikan rujukan adalah kombinasi riwayat (bi alma’sur) yang sahih dan ijtihad (bi al-ra’y) serta sama sekali tidak memakai sumber isyarat batin (bi al-isyarī). Dalam tafsir ini, terdapat corak khusus seperti akidah, fikih, sosial-kemasyarakatan, dan ilmu pengetahuan. Corak penafsiran akidah dilandasi akidah Ahlusunnah wal Jamaah. Dalam corak fikih, Penafsir akan mencari pendapat yang lebih kuat serta tidak fanatis terhadap mazhab tertentu. Penafsir juga berusaha menghubungkan ayat dengan kehidupan masyarakat.
Penjelasan sains modern dihadirkan sehingga tuntunan Al-Qur’an selain bersifat
normatif juga bersifat rasional. Diantara semua corak, tidak ada yang mendominasi,
sehingga tafsir ini secara keseluruhan tergolong bercorak umum. Kitab tafsir ini
tepat sebagai kitab pengantar dalam kajian tafsir tematis. Namun, kitab ini kurang
tepat bila dijadikan pencari solusi atas permasalahan di masyarakat modern.