Kepribadian Guru (Perbandingan Pemikiran Al-Ghazali Dan Ibnu Jama’ah Al-Kinany Dalam Kitab Ihya Ulumuddin Dan Tadzkirah As-Sami’)
Abstract
ABSTRAK
Khusin, 2021. “Kepribadian Guru (Perbandingan Pemikiran Al-Ghazali Dan Ibnu Jama’ah Al-Kinany Dalam Kitab Ihya Ulumuddin Dan Tadzkirah As-Sami’)”, Tesis, Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), Program Pascasarjana (PPs), Institut Agama Islam Negeri. Penelitian ini dibimbing oleh Dr.Mursalim, M.Ag dan Dr. Sitti Syahar Inayah, M.Si.
Penelitian ini dilatar belakangi karena kepribadian merupakan kompetensi yang sangat penting untuk dimiliki seorang guru dan akan menjadi landasan kompetensi yang lainnya. Perlu pengkajian secara mendalam terkait pemikiran tokoh Islam yaitu Al-Ghazali dan Ibnu Jama’ah tentang kepribadian guru. Hal ini tentunya terkait dengan peran guru yang bukan hanya sekedar mengajar saja tetapi juga sekaligus menjadi seorang pendidik yang memberikan teladan dan bimbingan-bimbingan kepada peserta didiknya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemikiran Al-Ghazali dan Ibnu Jama’ah Al-Kinany tentang kepribadian guru dalam kitab Ihya Ulumuddin dan Tadzkirah As-Sami, persamaan dan perbedaan serta relevansinya kompetensi kepribadian guru era milenial.
Metode penelitian ini adalah kajian kepustakaan (library research). Sumber data di ambil dari kitab Kitab Ihya Ulumuddin Dan Tadzkirah As-Sami’. Analisis data menggunakan analisis deskriptip dan analisis komparatif.
Hasil penelitian ini ialah kepribadian Guru menurut Al-Ghazali adalah guru yang memiliki sifat kasih sayang kepada peserta didik, zuhud, selalu memberikan nasihat, mencegah dari perbuatan tercela, menghormati ilmu lain, mengetahui kemampuan peserta didik, menyampaikan ilmu dengan bijaksana dan menjadi teladan bagi peserta didik. Sedangkan Kepribadian Guru menurut Ibnu Jama’ah adalah guru yang selalu merasa dalam pengawasan Allah, menjaga kelangsungan ilmu, zuhud, tidak menjadikan ilmu sebagai jembatan dunia, menjauhkan diri dari perbuatan rendah dan hina, menjaga syiar Islam, menjaga amalan, bergaul dengan akhlak mulia, menjauhi sifat tercela, meningkatkan kualitas diri, mengambil hikmah kehidupan dan selalu berkarya. Kesamaan pemikiran Al-Ghazali dan Ibnu Jama’ah antara lain tetang guru yang zuhud dan guru sebagai teladan bagi peserta didik. Sedangkan perbedaan pendapat kedua tokoh antara lain Al-Ghazali mengemukakan ada delapan butir sikap kepribadian guru sedangkan Ibnu Jama’ah dua belas butir sikap kepribadian guru. Perbedaan selanjutanya yaitu bentuk sikap kepribadian guru. Al-Ghazali lebih menunjukkan sikap guru terhadap peserta didiknya, sedangkan Ibnu Jama’ah, lebih menunjukkan sikap guru terhadap dirinya sendiri. kepribadian guru yang di tawarkan oleh Al-Ghazali dan Ibnu Jama’ah dilihat secara tekstual berbeda dengan kompetensi kepribadian dalam Undang-Undang dan peraturan pemerintahah. Namun secara kontekstual tidak jauh berbeda dengan Undang-undang dan peraturan pemerintah. Yaitu menginginkan guru yang selalu menasehati muridnya dan mencegah dari perbuatan tercela (amar ma’ruf nahi mungkar), guru menjadi jujur dan teladan bagi murid-muridnya, menghormati ilmu yang tidak di tekuninya, guru harus arif dan bijak dalam menyampaikan ilmu kepada muridnya serta guru harus tau sejauh mana kemampuan muridnya.