Bimbingan Karir Anak Tunanetra di SLB Ruhui Rahayu Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Dicky Pranata, 2021. “Bimbingan Karir Anak Tunanetra di SLB Ruhui Rahayu Samarinda”. Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (UINSI). Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Abubakar Idham Madani, M.Ag dan Syatria Adymas Pranajaya, S.Pd, M.S.I
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran guru dalam pelaksanaan bimbingan karir anak tunanetra di SLB Ruhui Rahayu Samarinda dan mengetahui faktor-faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan bimbingan karir anak tunanetra serta layanan bimbingan pengembangan karir terhadap siswa. Berdasarkan buku panduan bimbingan konseling di sekolah menengah harus didasarkan pada kebutuhan dan masalah peserta didik, pengalaman nyata dan bersifat pengembangan secara komprehensif.
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini informannya adalah Kepala Sekolah, Guru Kelas SLB Ruhui Rahayu Samarinda, berjumlah 12 tenaga pengajar, orang tua, dan 9 siswa sebagai informan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, wawancara. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan model Miles dan Hubberman, yang meliputi: Reduksi data, Penyajian data, dan Penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru dalam pembimbingan karir fokus pada 2 cara yakni melalui jalur pendidikan dengan mengarahkan anak didik untuk lanjut kejenjang pendidikan selanjutnya dan melalui kewirausahaan. Bimbingan karir yang diterapkan pada SLB ini menggunakan metode bimbingan individu/personal sehingga dapat mengetahui karakteristik masing-masing individu siswa ATN (Anak Tunanetra). Bimbingan Karir sekaligus dilakukan Bimbingan Agama dengan Model Bimbingan Karir Fardiyah, Nafsiyah, dan Fiah. Adapun faktor pendukung pelaksanaan bimbingan karir adalah 1) tempat yang disediakan untuk pengembangan pembelajaran dan karir, 2) sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menyalurkan bakat anak, 3) orang-orang yang berpengalaman serta antusias guru yang mengajar dan melatih perkembangan potensi yang dimiliki anak. Sedangkan faktor penghambat pelaksanaan bimbingan karir adalah 1) guru-guru BK yang belum ada sehingga hanya ditangani oleh guru kelas mereka. dan 2) bantuan dana atau bantuan sosial dari Pemerintah Provinsi untuk pengadaan alat-alat bantu pengajaran dan penyediaan ruang yang layak bagi siswa ATN (Anak Tunanetra) sehingga proses pembelajaran menjadi lebih optimal.