Kepemimpinan Kiai Pada Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai
Abstract
ABSTRAK
Sugiannoor, 2022. Kepemimpinan Kiai Pada Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai. Tesis Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan AjiMuhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Hj. Noorthaibah, M.Ag selaku pembimbing I dan Dr. Hj. Ity Rukiyah, M.Si selaku pembimbing II.
Latar belakang penelitian ini adalah bahwa pada kebanyakan pesantren otoritas kiai sangat mendominasi bahkan memiliki otoritas penuh pada pengelolaan pesantren dan pengambilan keputusan. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisa kepemimpinan Kiai pada pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan fenomenologi. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan secara komprehensif tentang perilaku, keahlian dan aspek situasi kepemimpinan kiai pada Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Teknik analisis data melalui proses kondensasidata, menyajikan data, dan menarik kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan validasi internal dan pola triangulasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kepemimpinan Kiai Pada Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai meliputi indikator perilaku, keahlian dan aspek situasi. Hasil temuan yang didapatkan menyatakan bahwa kepemimpinan Kiai pada Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah adalah kepemimpinan Kharismatik dimana sosok kiai adalah sebagai figur yang memiliki perilaku religius, komunikatif dan komitmen. Kiai memiliki keahlian sebagai alumni pesantren, memiliki kompetensi ilmu agama dan sebagai tokoh ulama. Pada aspek situasi dapat dilihat dari pembagian tugas dan pemetaan kekuasaan dimana kiai diberikan tugas untuk menggiatkan shalat berjamaah dan pembimbing ibadah serta menyelenggarakan majlis ta’lim dan pengajian kitab kuning. Pola pengelolaan pesantren Rasyidiyah Khalidiyah adalah kolektif kolegial dimana sebagai pimpinan tertinggi adalah dewan pembina yayasan yang kemudian memberikan kewenangan dalam mengelola pesantren kepada pengurus yayasan. Otoritas Kiai dalam pengelolaan pesantren tidaklah dominan, sehingga dalam pengambilan kebijakan dan keputusan peran kiai adalah sebagai tokoh yang dimintai pendapat dan saran yang akan ditaati. Kiai juga diyakini sebagai elit pesantren yang mampu menyelesaikan konflik internal di pesantren. Pada tingkat eksternal kiai merupakan delegasi dari pesantren yang menghadiri undangan kegiatan baik tingkat kabupaten, provinsi maupun nasional. Kiai sebagai simbol keberadaan pesantren laksana seorang raja pada sistem pemerintahan parlementer.