Show simple item record

dc.contributor.authorPirdaus, Ahmad
dc.date.accessioned2022-11-01T00:54:01Z
dc.date.available2022-11-01T00:54:01Z
dc.date.issued2020-06-19
dc.identifier.urihttp://repository.uinsi.ac.id/handle/123456789/1954
dc.description.abstractABSTRAK Ahmad Pirdaus, 2020, “Persepsi Mahasiswa Terhadap Mahasiswi Bercadar Di IAIN Samarinda”, Skripsi, Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda”. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Hj. Ida Suryani W, M.Si dan Di Ajeng Laily H, M.Si. Peningkatan jumlah muslimah yang bercadar di tanah air meningkat dalam tiga tahun terakhir. Hal ini tidak terlepas dari konsep dakwah tentang cadar yang telah menyebar ke seluruh pelosok tanah air. Namun ada beberapa pendapat yang menerima dan menolak cadar. Fenomena peningkatan pengguna cadar juga merambat di kampus IAIN Samarinda. Sebagai Perguruan Tinggi Islam satusatunya di Kalimantan Timur dan berbasis Islam, IAIN Samarinda membuat aturan untuk memperlihatkan wajah pada saat perkuliahan bagi para mahasiswi. Namun demikian aturan penggunaan cadar tersebut belum mutlak berlaku kepada seluruh mahasiswi di lingkungan kampus. Hal ini disebabkan karena mahasiswi bercadar yakin bahwa menggunakan cadar adalah suatu kewajiban atas perempuan muslimah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tentang persepsi mahasiswa terhadap mahasiswi bercadar di IAIN Samarinda. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dikelompokkan menjadi dua sumber. Pertama, data primer dalam penilitian ini diperoleh dari mahasiswa aktif dari ketua organisasi kemahasiswaan yang ada di kampus. Kedua, data sekunder dalam penelitian ini ialah tertuju kepada mahasiswa yang menjabat menjadi anggota organisasi di internal kampus. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini adalah mahasiswa berpendapat bahwa jilbab dan cadar adalah kain yang menutupi bagian aurat perempuan terkhusus pada bagian kepala sampai ke dada. Selain itu, mereka berpendapat bahwa hukum cadar tidak wajib secara syariat Islam, karena batasan aurat seorang perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan kedua telapak tangan. Terdapat beberapa pendapat terkait mahasiswi yang bercadar. Pendapat pertama cenderung negatif dimana sebagian mahasiswa mengatakan bahwa mahasiswi bercadar suka menutup diri dan sulit untuk diajak berkomunikasi terkecuali dengan sesame perempuan. Sedangkan sebagian lain yang memiliki pendapat positif mengatakan bahwa kebanyakannya dari mahasiswi bercadar masih mampu dan mau melakukan interaksi sosial kepada mahasiswa dan dosen, serta dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan di kampus. Kata kunci: Persepsi, Mahasiswa, Cadaren_US
dc.publisherIAIN Samarindaen_US
dc.subjectPersepsi, Mahasiswa, Cadaren_US
dc.titlePersepsi Mahasiswa Terhadap Mahasiswi Bercadar Di IAIN Samarindaen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record