Peran Guru PAI dalam Menanamkan Nilainilai Islam Wasathiyah di SMP Plus Melati Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Anggun Wira Puspita, 2022, “Peran Guru PAI dalam Menanamkan Nilai-nilai Islam Wasathiyah di SMP Plus Melati Samarinda”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dra. Etty Nurbayani, M. Pd selaku pembimbing I dan Rumainur, M. Pd. I selaku pembimbing II.
Latar belakang penelitian ini ialah banyak nya keberagaman yang ada di Indonesia termasuk di SMP Plus Melati Samarinda bagi siswa kelas IX dengan melihat banyak nya kebergaman bahasa, suku, ras, dan agama. Dengan adanya keanekaragaman yang ada, nampaknya perseolan khususnya terkait dengan kebergaman agama selalu menjadi sorotan hingga saat ini, maka diperlukannya penanaman nilai-nilai Islam wasathiyah pada siswa. Sebagai sarana untuk mengenalkan dan menanamkan nilai-nilai Islam wasathiyah pendidikan sengatlah berperan penting. Untuk mencapainya di perlukan peran guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai Islam wasathiyah pada siswa. Adapun tujuan penelitian ini ialah mendskripsikan peran guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai Islam wasathiyah serta apa saja faktor pendukung penghambat peran guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai Islam wasathiyah pada siswa.
Metode penelitian yang digunakan ialah deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah guru PAI dan siswa kelas IX. Teknik pengumpulan data diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data berupa pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data menggunakan trigulasi sumber dan trigulasi teknik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru PAI dalam menanamkan nilai-nilai Islam wasathiyah di SMP Plus Melati Samarinda ialah peran guru sebagai motivator, pembimbing, evaluator, pengelola kelas, dan model teladan. Faktor pendukung seperti adanya. Pertama kegiatan sekolah dan ke oraganisasian yaitu pesantren kilat, lomba 17 Agustus dan oraganisasi ke Agamaan. Kedua materi pembelajaran tentang bab toleransi yang berkaitan dengan penanaman nilai-nilai Islam wasathiyah. Faktor pengahambat pengaruh media sosial terhadap peserta didik dengan mudah nya terpengaruh berita hoaks tanpa tau sumber asalnya dari mana.