Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Perilaku Agresif Daring Siswa SMK Negeri 2 Tarakan
Abstract
ABSTRAK
Nurul Annisa, 1742014022. “Peran Guru Bimbingan dan Konseling dalam Menangani Perilaku Agresif Daring Siswa SMK Negeri 2 Tarakan”. Skripsi, Jurusan Pemberdayaan Masyarakat, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah. Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Dr. Hj. Noorthaibah, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Rudy Hadi Kusuma, M.Pd selaku pembimbing II.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan siswa yang sering dijumpai di sekolah yaitu perilaku agresif. Akan tetapi dalam penelitian ini lebih menekankan pada perilaku agresif daring siswa pada masa pandemic ketika seluruh negeri dilanda pandemi Covid-19 yang kemudian mewajibkan pembelajaran secara daring. Kemudian hal ini menjadi menarik untuk diketahui mengenai bagaimana peran guru bimbingan dan konseling di sekolah dalam menangani perilaku agresif daring siswa dan bagaimana bentuk perilaku agresif daring yang terjadi di sekolah tersebut. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui peran guru bimbingan dan konseling dalam menangani perilaku agresif daring siswa SMK Negeri 2 Tarakan dan untuk mendeskripsikan perilaku agresif daring siswa.
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah model Miles dan Huberman yang dilakukan secara interaktif dengan tahapan pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Teknik yang digunakan dalam pemeriksaan keabsahan data di antaranya adalah credibility, transferability, dependability, dan comfirmability.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditemukan bahwa peran guru bimbingan dan konseling dalam menangani perilaku agresif daring siswa adalah dengan melakukan assessment kepada siswa yang bersangkutan; apabila menangani kasus yang ringan dengan dilatarbelakangi oleh keluarga broken home, lingkungan/pertemanan yang kurang baik, dan pengaruh buruk media sosial dengan melakukan pemanggilan siswa dan pemberian nasihat serta pengarahan, apabila menangani kasus yang berat dengan tidak hanya dilatarbelakangi oleh beberapa hal sebelumnya, tetapi juga karena terdapat dendam tertentu terhadap korban perilaku agresif daring dengan melakukan pemanggilan orangtua dan melaksanakan konseling individu; serta melakukan evaluasi atas program layanan konseling individu yang telah dilakukan. Perilaku agresif daring siswa di SMK Negeri 2 Tarakan terbagi menjadi dua bentuk, yaitu verbal (dengan mengirimkan pesan menggunakan bahasa yang tidak pantas) dan non verbal (dengan menunjukkan ekspresi atau bahasa tubuh yang menyinggung melalui aplikasi meeting online).