Problematika Pembelajaran Berbasis Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darul Ihsan Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Dona Tania.2022. “Problematika Pembelajaran Berbasis Kitab Kuning Di Pondok Pesantren Darul Ihsan Samarinda”.Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Samarinda Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr.Zurqoni,M.Ag selaku pembimbing I dan H. Marajo, Lc,M.Pd.I selaku pembimbing II.
Latar belakang dalam penelitian ini yaitu terdapat masalah dalam pembelajaran kitab kuning salah satunya ialah latar belakang sekolah yang berbeda, dikarenakan latar belakang sekolah seorang santri berasal dari sekolah umum akan mengakibatkan kesulitan dalam pembelajaran pondok pesantren dikarenakan belum pernah sama sekali belajar kitab kuning.
Metode penelitian ini menggunakan metode Kualitatif deskriptif yang menghasilkan data deskriptif ialah dari orang yang diamati. Sumber data ialah guru dan santri. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan penggumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Teknik keabsahan data dengan triagulasi dengan cara uji teknik, uji teori, uji sumber.
Hasil dari penelitian problematika pembelajaran berbasis kitab kuning di Pondok pesantren Darul Ihsan diantaranya santri yang berasal dari sekolah umum, ketika pembelajaran kitab kuning dilaksanakan santri masih kebingungan dengan materi yang diberikan dikarenakan belum pernah sama sekali belajar kitab kuning. Metode pembelajaran yang hanya berfokus kepada guru sehingga santri ketika pembelajaran lebih pasif. Tidak memiliki keahlian dalam ilmu nahwu santri yang berasal dari sekolah umum cenderung tidak memiliki keahlihan dalam ilmu nahwu dikarenakan baru pertama kali belajar akan tetapi tidak menutup kemungkinan santri yang memang berasal dari pondok pun masih kesulitan. Kurang optimal dalam waktu pembelajaran dikarenakan Pondok pesantren darul Ihsan Samarinda menggunakan dua kurikulum yang pertama kurikulum pondok pesantren dan yang kedua kurikulum dari kemenag. Kurangnya wawasan mengenai kosa kata dikarenakan banyak santri yang berasal dari sekolah umum serta minat santri terhadap penghafalan kosa kata bahasa Arab masih terbilang rendah dan hafalan tersebut lekas lupa.