dc.description.abstract | ABSTRAK
Heru Prasetyo, 2022. Doktrin Eskatologi dalam Alquran (Studi Pemikiran Muhammad Asad dalam Tafsir The Message of the Qur‟an). Skripsi, Jurusan Qur‟an Hadis, Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda, Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Abdul Majid, S.Ag., M.A dan Amirullah, M.Ud., MA.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh eskatologi dalam agama Islam merupakan prinsip keimanan, yang termasuk dalam ruang lingkup iman kepada hari akhir. Seorang muslim yang tidak beriman terhadap hal tersebut, maka imannya dianggap gugur, karena ada salah satu rukun iman yang tidak terpenuhi. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pemikiran Muhammad Asad terkait eskatologi dalam Alquran terutama juz 30.
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan metode tematik tokoh. Sumber data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, sumber data primer yaitu, tafsir The Message of the Qur‟an, buku Islam at the Crossroads, dan Road to Mecca. Sumber data sekunder adalah buku, jurnal, skripsi, tesis, serta dokumen yang berkaitan dengan penelitian.
Hasil dari penelitian ini adalah Muhammad Asad menerjemahkan Alquran dengan terjemahan tafsiriyah dan menafsirkan Alquran menggunakan rujukan para penafsir klasik maupun kontemporer untuk memperkuat argumennya serta memakai penafsiran ayat dengan ayat yang memiliki hubungan dalam pembahasannya. Pada penafsiran ayat-ayat eskatologi Muhammad Asad dalam juz 30, ditemukan 4 hal, yaitu, pertama ia beranggapan bahwa eskatologi yang berarti akhir dunia tidak berarti pemusnahan. Kedua manusia akan dibangkitkan secara rohani dan jasmaninya serta mereka akan merasakan akibat dari perbuatannya, dan binatang peliharaan yang dimiliki oleh manusia juga akan dihidupkan serta akan bersama dengan orang yang mereka cintai. Ketiga ia tidak setuju tentang penafsiran ayat 33 surah an-Naba‟ terkait kiasan untuk tentang “teman perempuan” yang remaja melayani (laki-laki) sebagai teman di surga. Keempat ia beranggapan bahwa manusia tidak akan kekal ketika di neraka. | en_US |