dc.description.abstract | ABSTRAK
Rahmiyatin Adhiyah, 2020. “Fase-Fase Pendidikan Islam Perspektif Sirah Nabawiyah, Tesis, Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda”. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Iskandar, M.Ag dan DR. Abubakar Idham Madani, M.Ag.
Menyaksikan wajah peradaban hari ini adalah laksana sejarah yang terus berulang. Karena kondisi dunia saat ini tidak jauh berbeda dengan kondisi masa sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. sebagai Nabi dan Rasul. Pada waktu itu, bangsa Arab khususnya dan dunia pada umumnya dikenal dengan peradaban jahiliyah. Disebut jahiliyah karena kondisi spiritual (keyakinan), hukum, sosial dan politik mereka tidak mengindahkan nilai-nilai moral. Hal ini sebagaimana Allah SWT. gambarkan dalam Q.S. Ali Imran (3): 154, al-Maidah (5): 50, al-Ahzab (33): 33, dan al-Fath (48): 26. Kemudian Allah SWT. mengamanahkan tugas kenabian dan kerasulan kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan berbekal petunjuk Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW. menyampaikan risalah Islam kepada segenap manusia melalui upaya pendidikan dan pembinaan sehingga dalam waktu yang relatif singkat, yaitu kurang lebih 23 tahun dunia yang tadinya gelap gulita berubah menjadi terang bercahaya.
Penelitian ini bertujuan menyingkap bagaimana fase-fase pendidikan Islam perspektif sirah nabawiyah dan implikasinya terhadap pendidikan Islam saat ini melalui analisis sejarah kehidupan Nabi Muhammad SAW.
Adapun metode penelitian yang penulis gunakan adalah penelitian pustaka (library Research) yang bersifat deskriptif kualitatif dengan pendekatn filosofis dan historis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis isi (content analysis).
Berdasarkan hasil analisis yang telah penulis lakukan, penulis menemukan bahwa fase-fase pendidikan Islam perspektif sirah nabawiyah sangat sistematis dan komprehensif. Jika diurut secara sistematis, maka kehidupan Nabi Muhammad SAW. terbagi kepada tiga fase besar, yang dari masing-masing fase tersebut dengan jelas tergambar urutan proses pendidikan yang menghasilkan sebuah peradaban mulia. Dengan kata lain, bahwa fase kehidupan Nabi Muhammad SAW. bukan sekedar urutan kehidupan yang biasa dilalui seseorang, namun selalu ada keteladanan dan pelajaran yang bisa diambil dari setiap fase kehidupan tersebut. Fase-fase tersebut adalah, Pertama, Usia 0 – 40 tahun adalah fase pra kenabian, fase ini dimaknai sebagai fase persiapan. Allah SWT. sedang menyiapkan beliau untuk menjadi manusia terbaik. Fokus pendidikan fase ini adalah pada aspek hati untuk membentuk kepribadian atau karakter. Sehingga sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rasul beliau sudah terkenal dengan kepribadiannya yang luhur, bahkan mendapat gelar al-Amin (orang yang terpercaya). Kedua, Usia 40 – 53 tahun adalah fase Mekah yang merupakan fase membangun pondasi sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas, materi pendidikan pada fase ini menitik beratkan pada masalah akidah dan keimanan. Ketiga, usia 53 – 63 tahun adalah fase Madinah yang merupakan fase maksimalisasi taklif (beban ibadah), fokus pendidikan pada fase ini selain pemantapan akidah juga masalah ibadah dan mu’amalah atau sosial kemasyarakatan seperti hukum, pertahanan, keamanan, politik, ekonomi dan lain-lain.
Implikasi teoretis dari fase-fase pendidikan Islam perspektif sirah nabawiyah adalah bahwa materi pendidikan yang disampaikan secara berurutan sesuai dengan fase-fase perkembangan peserta didik sangat berpengaruh terhadap keberhasilan sebuah proses pendidikan. Adapun implikasi praktis; Pertama, hendaknya pendidikan dilakukan secara berkesinambungan dan bertahap, dimulai dari pembentukan pribadi islami, kemudian keluarga dan masyarakat islami, setelah itu membangun negara dan peradaban dunia Islami. Kedua, materi pelajaran hendaknya bertahap dan sesuai urutan, yaitu mendahulukan pendidikan hati sebelum akal, dan mendahulukan penanaman akidah sebelum ibadah. Ketiga, orang tua maupun guru hendaknya menjadi teladan atau model dalam hal keindahan akhlak. Keempat, Islam adalah agama universal (mencakup seluruh aspek kehidupan, baik lahir maupun batin) dan seluruh dimensi kemanusiaan (fisik, akal dan hati), maka materi pendidikan tidak hanya masalah akidah dan ibadah, tetapi juga masalah mu’amalah atau sosial kemasyarakatan, seperti hukum, ekonomi, politik, pertahanan, keamanan dan lain-lain. | en_US |