Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Melipat Kertas Origami Pada Anak Kelompok B di RA AsSa’adiyah Samarinda Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Abstract
ABSTRAK
Umu Mukaromah, 2022. Peningkatan Keterampilan Motorik Halus Melalui Kegiatan Melipat Kertas Origami Pada Anak Kelompok B di RA AsSa’adiyah Samarinda Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Jurusan Pendidikan Madrasah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Marniati Kadir, M.Pd selaku pembimbing I dan Ibu Zakiyah Ulfah, M.Pd selaku pembimbing II.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya keterampilan motorik halus dalam perkembangan anak usia dini. Motorik halus merupakan salah satu aspek penting bagi perkembangan otot-otot halus pada jari dan tangan, meningkatnya pengordinasi gerak tubuh yang melibatkan kelompok otot dan saraf kecil lainnya. Ada beberapa anak di RA As-Sa’adiyah yang menunjukan keterlambatan dalam keterampilan motorik halus anak beberapa anak yang kesulitan dalam menggerakan otot dan jari-jari tangan, kondisi fisik motorik yang rendah, juga anak masih kesulitan dalam mengkoordinasi mata ketika melakukan kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, kegiatan melipat kertas origami merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui kegiatan melipat kertas origami pada saat pembelajaran berlangsung. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peningkatan keterampilan motorik halus pada anak kelompok B melalui kegiatan melipat kertas origami di RA As-Sa’adiyah Samarinda.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Adapun subjek penelitian ini adalah anak kelompok B di RA As-Sa’adiyah Samarinda yang berjumlah 13 orang. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Adapun tahapan dalam penelitian ini mengikuti prosedur di dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa keterampilan motoric halus anak pada pratindakan 11%, dan pada siklus I meningkat menjadi 42,5% karena masih kurang dari tingkat keberhasilan maka dilakukan siklus II. Pada siklus II meningkat menjadi 82,5%, yang melebihi indikator keberhasilan yaitu 80%. Dengan perolehan tersebut maka dihentikan pada siklus II karena telah mencapai kriteria keberhasilan.