Show simple item record

dc.contributor.authorMursalim, mursalim
dc.date.accessioned2023-04-12T02:52:29Z
dc.date.available2023-04-12T02:52:29Z
dc.date.issued2022-07-28
dc.identifier.urihttp://repository.uinsi.ac.id/handle/123456789/2705
dc.description.abstractFenomena khataman al-Quran adalah satu dari sekian banyak tradisi di Indonesia yang membawa al-Quran di dalamnya.. Maka tradisi Khataman al-Quran atau Khatmil Qur’an merupakan sebuah tradisi yang digelar sebagai bentuk rasa syukur terhadap terlaksananya aktivitas menamatkan al-Quran baik secara bacaan maupun hafalan. Tradisi Khataman al-Quran ini tentu tidak begitu saja muncul di tengah masyarakat Indonesia. Dalam ilmu Living Qur’an, ada asumsi teoritis bahwa setiap sikap maupun tradisi yang membawa al-Quran di dalamnya merupakan bentuk dari fungsi performatif al-Quran. Tradisi Mappatemme Aqorang dalam ritual Mattampung adalah salah satu tradisi bagi masyarakat Bugis dalam rangka mendoakan keluarga yang telah meninggal. Tradisi ini dilakukan pada saat menjelang ritual mattampung, yang biasa dilaksanakan sebagai puncak selamatan kepada orang yang telah meninggal. Tulisan ini ingin menjelaskan tentang bagaimana tradisi mappatemme aqorang (menkhatamkan al-Qur’an) saat ritual mattampung yang dilakukan oleh masyarakat Bugis yang ada di Kaltim, karena tradisi ini masih tetap berlangsung hingga saat ini sebagaimana tradisi ini dilakukan oleh para leluhur yang ada di tanah Bugis. Penelitian ini bersifat deskriptif-kualitatif artinya suatu peneltian yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran umum tentang tradisi mappatemme aqorang. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenolgis dengan menggunakan alat analasis teori tindakan sosial Max Weber. Peneliti ini berkesimpulan bahwa tradisi mappatemme aqorang dalam ritual mattampung adalah diyakini sebuah tradisi turun temurun yang telah diwariskan oleh para leluhurnya dan sebagai tindakan spontanitas dilakukan oleh masyarakat Bugis saat ada keluarga meninggal dengan melakukan pembacaan al-Qur’an termasuk di dalam ritual mattampung. Di samping itu, tradisi ini secara sadar bahwa dengan pembacaan al-Qur’an memberi efek psikologi bagi keluarga adanya kecemasan dan kekhawatiran yang buruk. Terakhir adalah tradisi ini memberikan efek nilai dalam berinteraksi dengan masyarakat lainnya. Nilai-nilai yang terkadung adalah nilai relegiutas (ibadah), sosial (silahturrahmi, solidaritas, dan pendidikan).en_US
dc.publisherLP2M UINSI Samarindaen_US
dc.subjectTradisi, Mappatemme Aqorang, Mattampungen_US
dc.titleTRADISI MAPPATEMME AQORANG DALAM RITUAL MATTAMPUNG BAGI MASYARAKAT BUGIS DI KALTIMen_US
dc.typeArticleen_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record