View Item 
  •   Repository Home
  • Laporan Penelitian
  • Laporan Penelitian
  • View Item
  •   Repository Home
  • Laporan Penelitian
  • Laporan Penelitian
  • View Item
JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

Implementasi Pembelajaran Inklusi Kelompok B Di Tk Negeri I Pembina Samarinda

Thumbnail
View/Open
Implementasi Pembelajaran Inklusi Kelompok B Di Tk Negeri I Pembina Samarinda.pdf (2.852Mb)
Date
2016
Author
Malik, Lina Revilla Sunanik
Metadata
Show full item record
Abstract
Konsep pendidikan inklusi memberikan pemahaman mengenai pentingnya penerimaan peserta didik yang memiliki hambatan ke dalam kurikulum, lingkungan, dan interaksi sosial yang ada di sekolah. Hal ini membutuhkan adanya penyesuaian yang harus dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran. Penyesuaian pendidikan (adaptive education) dilaksanakan dengan menyediakan pengalaman-pengalaman belajar guna membantu masing-masing peserta didik dalam meraih tujuan-tujuan pendidikan yang dikehendakinya. Penyesuaian pendidikan dapat berlangsung tatkala lingkungan pembelajaran sekolah dimodifikasi untuk merespon perbedaan-perbedaan peserta didik secara efektif dan mengembangkan kemampuan peserta didik agar dapat bertahan dalam lingkungan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi pembelajaran inklusi kelompok B di TK Negeri I Pembina Samarinda. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan pendekatan yang digunakan adalah deskriptif analisis. Sumber data dalam penelitian ini adalah kepala sekolah, guru, dan dokumen yang terkait fokus penelitian ini. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah teknik analisa yang dikembangkan oleh Milles Huberman, yaitu: reduksi data (data reduction), sajian data (data display), dan penarikan kesimpulan (data conclusion). Hasil penelitian menggambarkan bahwa implementasi pembelajaran inklusi kelompok B di TK Negeri I Pembina Samarinda, melayani segala kebutuhan peserta didik tanpa memandang segala perbedaan. Hal tersebut dapat dilihat dari: (1) Komposisi kelas terdiri dari berbagai aspek keberanekaragaman, yaitu: peserta didik non ABK, 1 ABK, 1 guru kelas merangkap menjadi Guru Pembimbing Khusus (GPK), peserta didik dari berbagai agama dan status sosial ekonomi. Hal ini bertujuan membelajarkan peserta didik untuk saling menghargai dan peka terhadap sekelilingnya. (2) Setiap peserta didik diberi perlakuan yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini dapat diamati ketika ABK belajar dan bermain bersama dalam 1 kelas dengan peserta didik non ABK. Guru kelas memberikan bimbingan khusus pada ABK untuk membantu dalam menyelesaikan kegiatan. (3) Sistem Penerimaan Murid Baru berdasarkan usia anak dan tidak ada tes, meliputi; observasi, pembelian formulir, dan pengisian data kondisi fisik anak. (4) Menggunakan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merujuk kepada Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. (5) Pelaksanaan pembelajaran meliputi: Penataan lingkungan (setting lingkungan sesuai dengan sentra masing-masing; Kegiatan pembelajaran satu hari meliputi: kedatangan, jurnal pagi, penyambutan, pijakan bermain, pijakan sebelum bermain, pijakan saat main, pijakan setelah bermain. Pijakan bermain yaitu bermain di sentra; Pijakan sebelum bermain: berbaris, berdo’a, ikrar, motorik kasar, bercerita, membahas tema/sub tema, apersepsi, aturan main; Pijakan saat main yaitu anak melaksanakan kegiatan bermain di sentra sesuai dengan minatnya, istirahat bermain di luar, makan dan toileting; Pijakan setelah bermain: Recalling, bernyanyi bersama, mendengarkan cerita, syair, Informasi kegiatan esok hari, berdo’a pulang, pesan pulang, kepulangan. (6) Peran kepala sekolah dan guru dalam penerapan pendidikan inklusif yaitu menyusun program kegiatan selama 1 tahun. Sedangkan peran orang tua dan komite sekolah yaitu: bekerja sama dalam program workshop dan outing class. (7) Faktor pendukung dalam penerapan pendidikan inklusif, yaitu: SDM dan orang tua. Sedangkan faktor penghambat dalam penerapan pendidikan inklusif, yaitu: gedung sekolah, GPK, dan guru kelas dalam penanganan ABK. (8) Cara mengatasi hambatan dalam penerapan pendidikan inklusif yaitu: memilih peserta didik yang mampu menjangkau gedung sekolah, memilih GPK yang berkompeten, melakukan sharing serta membaca buku yang berhubungan dengan cara menangani ABK
URI
http://repository.uinsi.ac.id/handle/123456789/2747
Collections
  • Laporan Penelitian [47]

DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
Contact Us | Send Feedback
Theme by 
Atmire NV
 

 

Browse

All of DSpaceCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

My Account

LoginRegister

DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
Contact Us | Send Feedback
Theme by 
Atmire NV