Resepsi santri terhadap tradisi pembacaan wirid Al-Ma’tsurat di Pondok Pesantren Hidayatullah Sempaja
Abstract
NUR MUHAMMAD FIRDAUS, 2022. “Resepsi santri terhadap tradisi pembacaan wirid Al-Ma’tsurat di Pondok Pesantren Hidayatullah Sempaja”. Skripsi, Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini di bawah bimbingan Ibu Dr. Sitti Syahar Inayah, M.Si selaku pembimbing I dan Bapak Hudriansyah, Lc., M.A selaku pembimbing II.
Penelitian ini mengkaji tentang resepsi santri terhadap tradisi pembacaan wirid Al-Ma’tsurat yang dilakukan di pondok pesantren Hidayatullah pada waktu pagi dan petang setelah selesai melaksanakan sholat. Pembiasaan ini awalnya dilakukan dan diyakini untuk penjagaan diri yang mampu menyucikan jiwa sekaligus menjadi jalan agar mudah menjalankan aktivitas sebagai seorang santri, khususnya dalam menuntut ilmu serta menghafal dan mengkaji Al-Qur’an. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh asumsi keingintahuan penulis tentang bagaimana seorang santri menerima, menjalankan, mendalami serta mendapatkan efek yang berbeda bagi setiap individu sebagai seorang penuntut ilmu dan penghafal Qur’an. Dan penilitian ini juga bertujuan untuk mendeskripsikan kandungan, resepsi dan efek dari wirid AlMa’tsurat yang ditradisikan oleh Pondok Pesantren Hidayatullah Sempaja.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, Pendekatan teori resepsi milik Wolfgang Iser ini digunakan agar dapat menelusuri makna terdalam yang ingin dicapai oleh santri. Teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi untuk melihat secara detail proses pelaksanaan wirid setiap hari dan menggali makna terdalam dari pengalaman berwirid para santri yang memiliki berbagai macam latar belakang yang bisa mempengaruhi resepsi pada setiap individu santri.
Dalam penelitian ini peneliti menemukan tiga kelompok santri dalam proses pembacaan wirid Al-Ma’tsurat. Pertama santri dalam kelompok Intended Reader, kedua santri dalam kelompok Real Reader dan ketiga santri yang masuk dalam kategori pembaca implisit atau Implied Reader. Dalam penelitian ini para santri mempunyai makna serta pemahaman yang sesuai dengan apa yang menjadi tujuan disusunnya wirid Al-Ma’tsurat dan juga memiliki pemahaman dan pemaknaan tersendiri yang mana para santri Pondok Pesantren Hidayatullah Sempaja telah meresepsi wirid Al-Ma’tsurat dengan hasil yang bermacam-macam. Dalam hal ini peneliti menemukan empat macam resepsi oleh santri pondok pesantren Hidayatullah Sempaja yang mana santri menjadikan Al-Ma’tsurat sebagai amalan penjaga dan pelindung diri juga menjadikan Al-Ma’tsurat menjadi amalan penenang hati serta menjadikannya juga sebagai amalan penambah rizki dan menambah energi positif. Menurut tokoh masyarakat adat bersepakat bahwa perkawinan tersebut sebaiknya dihindari atau tidak dilakukan. Sedangkan tokoh agama di Desa Kota Bangun 3 bersepakat membolehkan dan tidak ada masalah untuk melakukan perkawinan tersebut, karena memang pada dasarnya tidak ada larangan dalam hukum Islam.