Peran Guru Sebagai Konselor Dalam Menghadapi Problematika Belajar Pada Siswa Tingkat SD di SLBN Pembina Provinsi Kaltim
Abstract
ABSTRAK
Riski Wulandari, 2023. “Peran Guru Sebagai Konselor Dalam Menghadapi Problematika Belajar Pada Siswa Tingkat SD di SLBN Pembina Provinsi Kaltim”. Skripsi, Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Abdul Majid, M.A dan Miftahur Ridho, M.Si.
Problematika belajar telah lama menjadi masalah penting yang menghambat keberfungsian sosial di kalangan para siswa tuna grahita. Terhambatnya keberfungsian sosial tersebut menyebabkan mereka tidak mampu melaksanakan fungsi sosial dalam menjalankan tugas sebagai siswa. Keberfungsian sosial memiliki peran penting dalam kehidupan dimana hal ini memungkinkan mereka untuk berinteraksi, berkomunikasi, bersosialisasi, dan menggali jati diri mereka.
Penelitian ini membicarakan tentang fenomena problematika belajar yang dialami siswa tuna grahita pada tingkat sekolah dasar. Problematika belajar pada siswa tuna grahita merupakan masalah penting yang dapat menghambat tercapainya tujuan belajar karena siswa tuna grahita memiliki kendala dalam mengingat, menerima, dan menyampaikan sesuatu. Untuk itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui problematika belajar siswa tuna grahita, upaya dan peran guru dalam menghadapi masalah tersebut. Penelitian ini juga mengungkapkan tentang faktor pendukung dan penghambat dalam menghadapi problematika belajar tersebut.
Metode deskriptif kualitatif diterapkan untuk menganalisis data yang dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data Miles dan Huberman yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa problematika belajar yang dialami oleh siswa tuna grahita berbeda dengan anak lain pada umumnya sehingga mereka membutuhkan cara khusus untuk menanganinya. Adapun problematika belajarnya yaitu kurang disiplin mengerjakan tugas, sulit beradaptasi, kesulitan memahami materi, cepat jenuh, belum bisa menulis dan memegang alat tulis, dan konsentrasi rendah. Guru melakukan upaya khusus untuk menghadapi problematika belajar dengan memberikan motivasi, melakukan terapi bermain, memberikan video pembelajaran, menggunakan alat peraga, dan melatih motorik halus siswa. Peran Guru sebagai konselor pada penelitian ini dalam menghadapi problematika belajar yaitu sebagai motivator, fasilitator, inovator, koordinator, konsultasi, dan pembimbing. Penelitian ini juga menunjukkan adanya faktor pendukung dan penghambat dalam menghadapi problematika belajar. Adapun faktor pendukung yaitu kelengkapan fasilitas sekolah dan workshop tentang pendidikan siswa berkebutuhan khusus, dan adapun faktor penghambatnya yaitu kurangnya dukungan belajar dari orang tua.