dc.description.abstract | ABSTRAK
M. Nasrun Basri, 2019. “Pengembangan Kurikulum Pondok Pesantren Kota Samarinda”. Tesis. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Muhammad Nasir, M.Ag, sebagai pembimbing I dan Dr. Khojir, M.SI, sebagai pembimbing II.
Latar belakang penelitian ini adalah pengelolaan pendidikan sangat kompleks dan dinamis, sehingga memerlukan keseriusan dalam pengelolaannya, termasuk kurikulum pondok pesantren. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengembangan kurikulum pondok pesantren kota samarinda, megetahui faktor pendukung dan penghambat pelaksanan pengembangan kurikulum.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data dalam penelitian ini adalah pimpinan pondok pesantren dan Waka kurikulum. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data meliputi pengumpulan data, penyajian data dan kesimpulan. Uji keabsahan data dilakukan dengan trianggulasi sumber dan teknik.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pengembangan kurikulum dari tiga pondok pesantren (Darul Ihsan, An-nur, dan Sabilarrasyad) di kota Samarinda antara lain telah memadukan model pengembangan kurikulum Taba’s inverted model dan the demonstration model. Model pengembangan kurikulum ini diprakarsai oleh sekelompok guru atau kelompok guru yang bekerjasama dengan ahli dengan tujuan untuk melakukan perbaikan kurikulum. Dalam pelaksanaan kurikulum guru telah mengintegrasikan pendidikan pesantren dalam pendidikan madrasah (formal), yang menjadi ciri khas masing-masing lembaga pendidikanpesantren. Lulusannya berhak memperoleh dua buah ijazah yakni ijazah pondok dan ijazah nasional. (2) Faktor pendukung pelaksanaan pengembangan kurikulum pondok pesantren di Kota Samarinda meliputi; pertama, tersedianya tenaga pengajar yang kompeten. Kedua, tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Ketiga, kebijakan pondok pesantren dan madrasah. Keempat, perhatian pemerintah yang semakin baik melalui dana bantuan operasional pesantren/madrasah. Faktor penghambat pelaksanaan pengembangan kurikulum pondok pesantren di Kota Samarinda meliputi: Pertama, kemampuan guru (terkait metodologi dan penguasan IT). Kedua, alokasi anggaran yang minim. Ketiga, latar belakang peserta didik yang berbeda-beda. Keempat, kesadaran peserta didik atau kegigihannya dalam belajar masih kurang, Kelima, padatnya jadwal pembelajaran yang harus diikuti. Keenam, derasnya arus informasi dan teknologi. | en_US |