dc.description.abstract | ABSTRAK
Mawaddah, 2023. “Kesejahteraan Psikologis pada Siswa Tunarungu di SMALB Untung Tuah Samarinda.” Skripsi, Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Di Ajeng Laily Hidayati, M.Si dan Rudy Hadi Kusuma, M.Pd.
Kesejahteraan psikologis merupakan keberfungsian diri yang terdapat pada diri individu. Kesejahteraan psikologis dapat dikatakan tercapai ketika individu hingga ia berada pada titik dmana ia bisa menerima segala kekurangan dan kelebihannya serta memiliki tujuan hidup dengan kemandirian yang dimilikinya. Disabilitas tunarungu ialah keterbatasan seseorang dalam mendengar, dengan keterbatasan tersebut, penyandang disabilitas tunarungu memiliki hambatan dalam berkomunikasi. Memiliki hambatan tidak membuat penyandang disabilitas tunarungu memiliki kesejahteraan psikologis yang buruk. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui dan mendeskripsikan kesejahteraan psikologis pada siswa tunarungu di Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB) Untung Tuah kota Samarinda.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian ini melibatkan Siswa Tunarungu di SMALB Untung Tuah Samarinda, orang tua/Wali murid serta guru dan staf yang bekerja di SLB Untung Tuah. Teknik analisis data yang digunakan ialah teknik analisis yang dikemukakan oleh Miles, Huberman dan Saldana dengan mengumpulkan, menyederhanakan, menyusun data dan informasi, terakhir menyimpulkan data yang didapatkan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Peneliti menggunakan teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara uji kreadibilitas teknik pemeriksaan triangulasi teknik dan sumber dengan tujuan meningkatkan kekuatan teoritis, metodologis serta interpretatif dari penelitian kualitatif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa siswa tunarungu di SMALB Untung Tuah Samarinda memiliki kesejahteraan psikologis yang baik pada dimensi penerimaan diri karena siswa mampu untuk menerima kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya. Selain itu, siswa mampu untuk ikhlas dan mensyukuri takdir dari Allah SWT. Begitupun pada dimensi pertumbuhan pribadi, tujuan hidup, dan penguasaan lingkungan ditandai dengan siswa senang saat mengikuti kegiatankegiatan baik di rumah, di sekolah, maupun luar sekolah. Selain itu, siswa mampu untuk memanajemen kegiatan tersebut serta setiap siswa memiliki cita-citanya masing-masing. Di sisi lain terdapat perbedaan pada dimensi otonomi karena faktor
kepribadian dan dukungan sosial yang diterima, sehingga beberapa siswa memiliki kemandirian yang kurang. Selain itu, terdapat perbedaan yang disebabkan oleh kepribadian siswa. Siswa yang memiliki kepribadian tertutup membuat interaksi yang kurang dengan orang-orang sekitarnya. | en_US |