dc.description.abstract | ABSTRAK
Mainur, 2023. Respon Alquran Terhadap Flexing Kesalehan (Kajian Atas Selebriti Muslim dan Muslimah Di Sosial Media Instagram). Skripsi, Jurusan Quran Hadis, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Hj. Noorthaibah, M.Ag dan Hudriansyah, Lc., M.A.
Penelitian ini di latar belakangi karena banyaknya selebriti muslim dan muslimah yang melakukan aksi flexing yang disebabkan karena ingin mendapatkan pujian, namanya di sebut-sebut, mendapatkan kedudukan dan kepopuleran. Aksi flexing ini bisa membuat seseorang menjadi sombong, riya’ dan melihat orang lain rendah. Penelitian ini berfokus pada bagaimana selebriti muslim dan muslimah mengekspresikan kesalehannya di media sosial Instagram dan bagaimana respon Alquran terhadap flexing di sosial media Instagram. Dalam penelitian ini peneliti memilih 3 selebriti.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan jenis penelitian library research (kepustakaan), dan secara metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode maudhu’i (tematik) lalu isinya dipaparkan dengan menggunakan analisis deskriptif. Sumber data penelitian ini menggunakan kitab Tafsir AlMishbah, Tafsir Al-Azhar dan Tafsir Al-Munῑr sebagai sumber primer untuk menganalisis makna flexing dalam Alquran. Lalu didukung dengan sosial media dan literatur lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini sebagai sumber sekunder.
Hasil dari penelitian ini adalah terdapat dua jenis flexing dalam Alquran, yaitu flexing negatif dan flexing positif. Terdapat tiga kata umum yang bermakna flexing negatif dalam Alquran, yakni riya’, takabur, dan fakhur di mana ketiga kata ini bermakna pamer. Lalu flexing positif dalam Alquran disebut dengan kata tahadduṡ binni’mah yaitu menunjukkan atau menceritakan kenikmatan yang telah diterima sebagai ungkapan rasa syukur dan berharap orang lain dapat termotivasi untuk melakukan kebaikan. Kedua bentuk flexing tersebut ditemukan pada 3 selebriti yang dikaji yaitu, melalui konten-konten sedekah, prank, sosial experimen dan review barang atau pakaian yang bermerek. Ketika seseorang memamerkan harta, kesalehan dan menyombongkan diri untuk dilihat dan dipuji oleh orang lain maka menurut Alquran itu termasuk pada flexing negatif. Dan ketika hal itu dilakukan untuk memotivasi atau mengajak orang lain agar ikut berbuat kebaikan dan itu salah satu cara ia menyampaikan rasa syukur karena telah mendapatkan kenikmatan dari Allah, maka menurut Alquran itu termasuk pada Tahadduts bini’mah atau flexing positif. Fenomena flexing di kalangan artis yang menunjukkan kecenderungan narsisme religius di mana selebriti berusaha membangun citra diri yang saleh atau religius di sosial media. | en_US |