Telaah Tafsīr Ar-Rahmān Perspektif Epistimologi Muhammad Abid Al-Jabiri (Studi Kitāb TafsĪr Al-IbrĪz)
Abstract
ABSTRAK
Djauhar Rangga Wijaya, “Telaah Tafsīr Ar-Rahmān Perspektif Epistimologi Muhammad Abid Al-Jabiri (Studi Kitāb TafsĪr Al-IbrĪz)”. Skripsi program studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Jurusan Qur’an Hadis Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Abdul Majid, MA. selaku pembimbing I dan Amirullah, M.Ud selaku pembimbing II.
Latar belakang dari penelitian ini adalah membahas mengenai ketertarikan peneliti terhadap salah satu khazanah karya kitab Tafsir Nusantara yang ditulis oleh KH. Bisri Mustofa yang dimana penulisannya berdasarkan kearifan morfologi dan siktaksis arab dalam kerangka aksara arab pegon yang bertulis miring khas pesantren dengan metode analisis bahasa masyarakat setempat agar lebih mudah memahami Tafsir Al-Qur’an. Sedangkan jangkauan penelitian dengan pemikiran Muhammad Abid Al-Jabiri dalam epistimologi Al-Jabiri terdapat Double Sciences, yaitu: Pertama, wilayah pengetahuan rasionalitas dalam terminologi Bayani dan Burhani lebih bersifat eksoterik. Kedua, wilayah pengetahuan spritualitas dalam terminologi Irfani lebih bersifat esoterik. Hal tersebut mencerminkan kontruksi pemikiran secara mendalam dan mengakar.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian library riset (kepustakaan) dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif dan metode Tafsir tematik surah perspektif epistimologi Muhammad Abid Al-Jabiri. Adapun teknik analisis data ada tiga tahap, yaitu analisis konten, analisis induktif, deskriptif analitik.
Hasil dari penelitian ini bahwa pertama, penafsiran surah Ar-Rahmān dalam kitāb Al-Ibrīz disajikan secara menggantung dan miring dengan aksara arab pegon, yaitu merujuk pada makna terjemah “utawi iki iku” disebut juga “haging translation method”. metode ini familier di pesantren salafiyyah dan diadopsi menjadi metode resmi untuk mengajar kitab-kitab berbahasa arab. Inti dari metode terjemah ini adalah Teknik translite Bahasa arab secara makna leksikal (ma’nan mu’jami) sekaligus makna fungsional kaidah naḥwu dan ṣaraf (ma’nan waẓīfī). Seperti kedudukan subjek, predikat, objek, dan keterangan. Metode pemaknaan literasi bahasa arab seperti ini penting diperhatikan untuk mengenali dan memahami fungsi kalimat dan makna kata demi kata. Kedua, penafsiran surah Ar-Rahmān dalam kitāb Al-Ibrīz oleh KH. Bisri Mustofa dengan perspektif epistimologi Al-Jabiri merupakan sebuah aksara dalam firman Tuhan yang terdiri dari kerangka bahasa arab. Khazanah penafsiran pada tema tematik surah melalui epistimologi Al-Jabiri untuk membedah makna menghasilkan penelitian ini, yaitu Al-Jabiri menekankan pada epistimologi pemikiran arab kontemporer agar memberikan pengetahuan kepada pengkaji interpretasi bahwa anatomi teks tak selalu vakum dari faktor-faktor sosiologis yang mengitarinya.