Penerapan Layanan Terapi untuk Mengembangkan Regulasi Emosi pada Anak Autis di Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi (PLDPI) Kota Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Khadijah Hanina, 2019. “Penerapan Layanan Terapi untuk Mengembangkan Regulasi Emosi pada Anak Autis di Pusat Layanan Disabilitas dan Pendidikan Inklusi (PLDPI) Kota Samarinda.” Skripsi, Jurusan Pemberdayaan Masyarakat Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Universitas Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Amirullah, M.A. dan Ibu Di Ajeng Laily Hidayati, M.Si.
Autisme merupakan gangguan perilaku dan interaksi sosial yang disebabkan oleh gangguan pada perkembangan sistem saraf otak. Salah satu dampak dari autis adalah tidak bisa mengendalikan emosi secara stabil. Tanpa sadar anak-anak autis akan meluapkan emosi pada waktu yang tidak diduga dan pada situasi apapun. Maka dari itu, penerapan terapi yang diberikan PLDPI Kota Samarinda sangat dibutuhkan untuk mengembangkan regulasi emosi anak autis. Regulasi emosi merupakan kemampuan individu mengenali dan mengelola emosi secara baik. Penelitian terdahulu juga menunjukkan bahwa regulasi emosi terhadap anak autis berdampak baik pada tumbuh kembangnya. Tujuan penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan penerapan layanan terapi untuk mengembangkan regulasi emosi pada anak autis, (2) mengetahui faktor penghambat dan pendukung penerapan layanan terapi di PLDPI Kota Samarinda.
Adapun metode yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Informan dalam penelitian ini adalah koordinator terapis, pelaksana program terapi, dan asisten psikolog. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data tersebut dianalisis menggunakan metode Milles & Huberman, yang mencakup pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Setelah itu, penelitian ini diuji kebenaran menggunakan triangulasi data, melalui triangulasi sumber, triangulasi waktu, dan triangulasi teori.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa PLDPI Kota Samarinda memberikan terapi okupasi dan terapi perilaku untuk mengembangkan regulasi emosi pada anak autis. Terapi okupasi di PLDPI kota Samarinda menerapkan terapi bermain dalam mengelola emosi anak autis, seperti bermain playdough dan meronce, sedangkan terapi perilaku menerapkan tiga langkah apabila menghadapi anak yang sedang tantrum, yaitu proses ignoring, hug bear, dan fiksasi neurosensory. PLDPI juga menerapkan diet (Casein Free, Gluten Free, Sugar Free) dan Home Program bagi anak autis, dalam menunjang penerapan layanan terapi di sana. Faktor pendukung dalam terlaksananya penerapan terapi, diperoleh melalui BIMTEK (Bimbingan Teknis) dan pelatihan lainnya. Sehingga membantu terapis mengembangkan keterampilan terapi kepada anak-anak disabilitas. Adapun faktor penghambat dalam pelaksanaan layanan terapi adalah kurangnya dukungan orang tua dan pola asuh yang kurang baik, seperti memberikan screen time berlebih kepada anak.