Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Kelas Awal Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tenggarong
Abstract
ABSTRAK
Rahmat Mauludi. 2019. Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Kelas Awal Di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tenggarong. Tesis Pasca Sarjana Program Studi Megister Pendidikan Agama Islam (PAI) IAIN Samarinda. Pembimbing (1) Dr. M. Nasir, M.Ag, Pembimbing (II) Dr. Ity Rukiyah, M. SI.
Anak yang secara signifikan mengalami kelainan, masalah, dan/atau penyimpangan baik fisik, sensomotoris, mental-intelektual, sosial, emosi, perilaku atau gabungan dalam proses pertumbuhan/ perkembangannya dibandingkan dengan anak-anak lain dapat diketahui melalui identifikasi, kebanyakan sekolah mengetahui anak yang berkebutuhan khusus ketika anak tersebut memasuki kelas atas sekolah dasar atau jenjang yang lebih tinggi.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian lapangan (Field Reseach), yaitu penelitian yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan terus menerus sehingga memperoleh hasil yang jelas dan optimal, dilaksanakan secara intensif, terperinci dan mendalam terhadap obyek tertentu yang membutuhkan suatu analisis komprehensif dan menyeluruh, yang diteliti seluruh siswa kelas 1 Sekolah Dasar Negeri 006 Tenggarong, Sekolah Dasar Negeri 009 Tenggarong dan Sekolah Dasar Negeri 019 Tenggarong. Penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif dengan mengemukakan dan menjawab persoalan suatu fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi dan atau pendampingan berbagai variabel. Teknik pengumpulan data menggunakan Observasi, Wawancara dan Dokumentasi.
Hasil penelitian, guru-guru yang berada di sekolah tersebut belum memahami atau belum mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus (ABK) Tunagrahita, mereka hanya melihat kekurangan atau yang lebih menonjolkan pada aspek kecacatan atau kekurangannya pada fisik, guru-guru belum pernah mengikuti pelatihan atau sosialisasi tentang penanganan anak berkebutuhan khusus bahkan belum pernah bekerjasama dengan tenaga ahli seperti Psikolog, dokter, orthopedagog (ahli PLB), dan therapis sehingga belum bisa untuk mengidentifikasi anak berkebutuhan khusus. Setelah diidentifikasi secara bersama-sama maka terdapat beberapa siswa yang mengalami hambatan belajar atau mempunyai ciri-ciri anak berkebutuhan khusus Tunagrahita diantaranya Sekolah Dasar Negeri 006 Tenggarong terdapat 7 orang, Sekolah Dasar Negeri 009 Tenggarong terdapat 5 orang dan Sekolah Dasar Negeri 019 Tenggarong terdapat 7 orang. Adaapun hambatan-hambatan yang laiin baik guru ataupun siswa adalah Materi pembelajaran yang disampaikan sama dengan anak pada umumnya tanpa dibedakan materinya, tidak adanya guru khusus atau guru luat biasa dan tidak adanya media atau sarana prasarana yang mendukung dalam proses pembelajaran anak.