Implementasi Bimbingan Belajar Melalui Keaksaraan Fungsional dalam Mengatasi Buta Aksara Warga Belajar di Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB) Kota Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Maria Ulpa, 2023. “Implementasi Bimbingan Belajar Melalui Keaksaraan Fungsional dalam Mengatasi Buta Aksara Warga Belajar di Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar (SPNF SKB) Kota Samarinda”. Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Jurusan Pemberdayaan Masyarakat, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing Oleh Bapak Rudy Hadi Kusuma, M.Pd dan Bapak Ibnu Khaldun, M.IRKH.
Latar belakang penelitian ini adalah masih tingginya angka buta aksara di Provinsi Kalimantan Timur yang mencapai 16.424 jiwa pada tahun 2022. Masih tingginya angka buta aksara menjadi masalah dalam dunia pendidikan. Pemerintah Indonesia telah berupaya memberantas buta aksara dengan menyelenggarakan program keaksaraan. SPNF SKB Kota Samarinda telah memfasilitasi program keaksaraan dalam menunjang pelaksanaan bimbingan belajar bagi warga belajar yang buta aksara. Beberapa warga belajar di SPNF SKB Kota Samarinda memiliki permasalahan dalam membaca, menulis dan berhitung. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan implementasi bimbingan belajar melalui keaksaraan fungsional dalam mengatasi buta aksara warga belajar di SPNF SKB Kota Samarinda dan mendeskripsikan faktor-faktor penghambat dan pendukung implementasi bimbingan belajar melalui keaksaraan fungsional dalam mengatasi buta aksara.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Kepala SPNF SKB Kota Samarinda, dua Tutor Keaksaraan dan empat warga belajar kelas IX Paket B. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun keabsahan data yang digunakan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi teknik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di SPNF SKB Kota Samarinda dalam pelaksanaan bimbingan belajar melalui keaksaraan fungsional dalam mengatasi buta aksara warga belajar dilaksanakan melalui tiga tahapan yaitu pertama tahap persiapan terdiri dari: pendataan warga belajar buta aksara, identifikasi kebutuhan, penentuan tutor, penentuan kelompok dan tempat belajar serta menyusun rencana pembelajaran. Kedua tahap pelaksanaan meliputi: kegiatan pembuka, kegiatan inti/materi dan kegiatan penutup. Tahap ketiga yaitu tahap penilaian yang terdiri dari: penilaian hasil belajar dan penilaian akhir. Hasil pelaksanaan bimbingan belajar keaksaraan fungsional ini adalah warga belajar bisa mengembangkan kemampuannya dalam membaca, menulis serta berhitung. Faktor penghambat pelaksanaan bimbingan belajar keaksaraan fungsional bagi warga belajar buta aksara adalah waktu pembelajaran yang relatif singkat hanya satu kali dalam seminggu, daya serap warga belajar dalam menerima materi lemah. Faktor pendukung pelaksanaan bimbingan belajar keaksaraan fungsional adalah adanya dukungan dari pemerintah, penyelenggara memfasilitasi sarana dan prasarana yang memadai dan semangat warga belajar memberikan kesan yang baik ketika pelaksanaan bimbingan belajar keaksaraan.