Zikir 7 Laksa Sebagai Bentuk Penebusan Diri Dari Siksa Api Neraka (Studi Living Qur‟an Pada Jemaah Perkotaan di Tenggarong)
Abstract
ABSTRAK
Siti Fatimah Sari, 2023. Zikir 7 Laksa Sebagai Bentuk Penebusan Diri Dari Siksa Api Neraka (Studi Living Qur‟an Pada Jemaah Perkotaan di Tenggarong). Skripsi jurusan Qur‟an Hadis, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Universitas Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Amirullah, M. Ud. dan Dr. Muhammad Yusuf Qardlawi, M. A.
Latar belakang penelitian ini berawal dari adanya fenomena umat islam yang mulai meninggalkan praktik zikir, sehingga zikir saat ini cenderung menajdi formalitas semata dan kehilangan nilai spiritual. Peneliti menemukan adanya praktik zikir pada jemaah Perkotaan di Tenggarong yaitu zikir 7 laksa yang sudah mulai jarang ada di zaman sekarang. Dalam penelitian ini, peneliti akan mengungkap pelaksanaan zikir 7 laksa dan menganalisis pemaknaan Jemaah terhadap “Zikir 7 Laksa”.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan motivasi religius dan sosiologi pengetahuan Karl Mannheim. Jenis penelitian lapangan (fiedl research), adapun objek penelitian ini adalah zikir 7 laksa, sumber data dalam penelitian yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang didapatkan dari hasil wawancara dengan jemaah zikir 7 laksa, sedangkan sumber data sekunder yaitu data yang didapatkan dari jurnal, buku dan hal mendukung lainnya. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yaitu, observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik analisis data yang menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil yang diperoleh pada penelitian ini bahwa pelaksanaan zikir 7 laksa kurang lebih seperti tahlil pada umumnya yang diawali dengan bertawasul, membaca al-Fatihah, al-Falaq, an-Nas, membaca yasinan, tahlil dan doa. Namun yang membedakannya adalah dari jumlah zikir yang dibaca dan system pelaksanaannya yang berjemaah, dengan cara membagi jumlah zikir 70.000 dengan jumlah jemaah yang hadir di awal, setiap minggunya menyesuaikan jumlah jemaah yang hadir dalam zikir 7 laksa. Adapun pemaknaan para Jemaah mengenai zikir 7 laksa ini adalah dapat memberikan ketenangan dan ketentraman dalam diri jemaah. Lalu juga para jemaah yakin bahwa dengan berzikir maka merupakan cara beribadah dan taat kepada Allah SWT, serta tidak lepas dari fadilat dari zikir 7 laksa ini sebagai bentuk penebusan diri dari siksa api neraka, baik yang diniatkan untuk diri sendiri sebagai tabungan amal baik ataupun dihadiahkan untuk orang tua dan keluarga yang sudah meninggal.