Show simple item record

dc.contributor.authorSakuntala, Nuke
dc.date.accessioned2024-02-12T03:13:32Z
dc.date.available2024-02-12T03:13:32Z
dc.date.issued2023-09-04
dc.identifier.urihttp://repository.uinsi.ac.id/handle/123456789/4027
dc.description.abstractABSTRAK Nuke Sakuntala, 2023. Fenomena Quarter Life Crisis dalam al-Qur’an (Kajian Tematik Kontekstual Perspektif Wahbah al-Zuhaili pada Tafsir Al-Munir). Skripsi, Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah Univeritas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda”. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. H. Fuad Fansuri, Lc., M.Th.I dan Rini Fitriani Permatasari, S.Psi., MA. Quarter life crisis merupakan situasi krisis terkait dengan kegelisahan dan kecemasan terhadap aspek-aspek masa depan kehidupan. Krisis ini ditandai munculnya dengan perasaan cemas, takut akan ketidakpastian yang terjadi pada usia 20 tahun-an. Hubungan antara krisis emosional yang umumnya dialami oleh orang-orang pada usia 20-an akibat dari quarter life crisis merugikan kesejahteraan mental. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif-deskriptif. Adapun objek data penelitian ini adalah QS. Al A’raf : 35, QS. Al-Hijr : 97, QS. Fussilat : 49, dan QS. Al-Ma’arij : 19-20. Analisis data berupa analisis ayat tersebut terhadap kitab tafsir al-Munir . Skripsi ini menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi dokumentasi yang kemudian diakhiri dengan penguraian data dan penjabaran dalam kesimpulan Hasil penelitian menunjukkan bahwa terminologi quarter life crisis secara tersirat dalam al-Qur’an yakni khauf, dhayyiqun, qanut dan halu’a. Dalam alQur’an terdapat term quarter life crisis yang hadir secara tersirat seperti pada penafsiran Wahbah al-Zuhaili dalam kitab tafsir Al-Munir dijelaskan perasaan cemas terhadap masa depan merupakan tabiat fitrah manusia yang diberikan Allah SWT. Terhadap terminologi tersebut merujuk pada rasa ketakutan, mudah gelisah dan cemas terhadap dimasa depan tanpa dasar yang nyata dan jelas. Seorang individu bisa menjadi seseorang yang berputus asa akan nikmat karunia Allah SWT. Pada akhirnya, mereka tidak mampu menghadapi kesulitan dengan sabar dan tidak dapat bersyukur atas nikmat. Hal ini diartikan sebagai keadaan di mana manusia, saat menghadapi was-was terhadap masa depan, kebingungan mengambil keputusan, kesulitan manusia akan sangat sedih dan banyak mengeluh. Solusi yang ditawarkan ialah diri individu terdapat iman dan takwa, bertawakkal untuk masa depan, selalu istiqomah dalam berbuat serta ikhlas. Individu yang istiqomah tidak perlu khawatir tentang masa yang akan datang, Allah sudah menjamin hidup mereka.en_US
dc.publisherUINSI Samarindaen_US
dc.subjectFenomena Quarter Life Crisisen_US
dc.titleFenomena Quarter Life Crisis dalam al-Qur’an (Kajian Tematik Kontekstual Perspektif Wahbah al-Zuh{aili pada Tafsir Al-Munir)en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record