dc.description.abstract | ABSTRAK
Sulistiyo, 2019. Interaksi Disosiatif Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Muara Badak. Tesis. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Program Pascasarjana, Institut Agama Islam Negeri Samarinda. Penelitian ini di bawah bimbingan Dr. Iskandar, M. Ag sebagai pembimbing I dan Dr. Sitti Syahar Inayah, M. Si sebagai pembimbing II.
Penelitian ini didasari oleh pesatnya perkembangan pendidikan dan teknologi yang saat ini banyak memunculkan masalah-masalah sosial khususnya dikalangan siswa atau pelajar. Salah satu sebabnya adalah interaksi. Interaksi disosiatif merupakan interaksi sosial yang menyebabkan perpecahan, disorganisasi, pergeseran norma dan konflik dalam masyarakat. Dengan demikian, penelitianini bertujuan untuk : 1). Mengetahui bentuk-bentuk interaksi disosiatif siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Muara Badak, 2). Mengetahui bentuk-bentuk penanganan yang dilakukan sekolah untuk menanggulangi interaksi disosiatif siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) di Muara Badak.
Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sekolah Menengah Atas (SMA) di Muara Badak yaitu SMA Negeri 1, SMA Negeri 2 dan SMA AL Muhajirin Muara Badak. Fokus penelitian ini adalah interaksi disosiatif siswa dari tiga sekolah tersebut.Obyek interaksi disosiatif ini adalah 1). interaksi antar personel/siswa. 2). Antar organisasi sekolah dan 3). Antara personel dengan organisasi sekolah dalam proses diskusi, ulangan, dan penerapan aturan sekolah. Sumber data pada penelitian ini terdiri dari semua informan yang memberikan informasi untuk kelengkapan data yang diperlukan selama penelitian. Teknik pengumpulan data dengan cara observasi, angket, wawancara mendalam dan dokumentasi. Analisis data dilaksanakan secara simultan yang dilakukan bersamaan dalam proses pengumpulan data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) bentuk interaksi disosiatif siswa SMA di Muara Badak seperti a). Kompetisi berupa kepasifan dalam diskusi, menjatuhkan siswa lain waktu diskusi, mencontek, dan bertanya jawaban ke siswa lain ketika ulangan dan keengganan mematuhi tata tertib sekolah. b). kontraversi berupa mengejek, menggunjing, mengolok dalam diskusi serta mengancam dan mengintimidasi saat ulangan, memprovokasi siswa lain untuk melanggar tata tertib sekolah. c). konflik verbal berupa (saling ejek, maki dan cemooh), non verbal (pemukulan, perkelahian antar siswa, dan pengucilan pergaulan). Penanganan yang dilakukan sekolah dalam mengatasi ini antara lain: 1). Preventif berupa sosialisasi sedini mungkin yang dilakukan secara rutin dan pemaksimalan peran guru Pendidikan Agama dan guru Bimbingan Konseling. 2). Represif berupa pemberian teguran dan sanksi sesuai tingkat pelanggaran oleh stake holder sekolah. 3). Kuratif berupa nasehat, keteladanan, bimbingan dan pembinaan yang intens dari pihak sekolah. | en_US |