Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Metode Permainan Tradisional Asinan Pada Kelompok B2 TK Islam Darul Falah 4 Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Rodiah, 2017. Peningkatan Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia Dini Melalui Metode Permainan Tradisional Asinan Pada Kelompok B2 TK Islam Darul Falah 4 Samarinda. Penelitian Tindakan Kelas, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Bahrani, M.Pd dan Ibu Dr. Mujahidah, M.Si.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurangnya kemampuan anak menggunakan kekuatan fisiknya dalam melakukan permainan. Hal ini terjadi karena suasana pembelajaran didalam ruangan sering membuat siswa merasa jenuh dan pembelajaran yang ada sangat jarang berupa pembelajaran motorik kasar. Oleh karena itu, guru berupaya menggunakan metode permainan tradisional Asinan sebagai media pembelajaran agar tercipta suasana pembelajaran yang menarik dan menyenangkan di luar kelas.
Tujuan penelitian ini yaitu untk meningkatkan kemampuan motorik kasar melalui permainan tradisional asinan anak usia dini pada Kelompok B2 TK Islam Darul Falah 4 dalam rangka mengelola pembelajaran yang menyenangkan dan bagi anak
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas dengan alat ukur menggunakan lembar observasi terhadap kemampuan siswa selama tindakan dan dokumentasi kegiatan pembelajaran. Penelitian dilakukan dalam tiga siklus, satu siklus dilaksanakan sebanyak dua kali tindakan penelitian. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2016-2017 antara bulan April-Mei 2017 pada siswa kelompok B2 sebanyak 11 anak laki-laki dan 11 anak perempuan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode permainan tradisional asinan dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar anak, dapat dilihat dari hasil yang dicapai dari setiap siklus. Aspek kelenturan otot pada siklus I 45% meningkat menjadi 77% pada siklus II dan 91% pada siklus III. Aspek kelincahan pada siklus I 50% meningkat menjadi 54% pada siklus II dan 96% pada siklus III. Aspek keseimbangan pada siklus I 50% meningkat menjadi 72% pada siklus II dan 86% siklus III. Sementara aspek kekuatan kaki dan tangan pada siklus I 41%, meningkat 59% pada siklus II dan 86% pada siklus III. Pada siklus I permainan masih belum dipahami anak maka dilanjutkan pada siklus II dan III dengan menambah penjelasan yang lebih dipahami anak dengan nomor petak yang akan dilalui serta menambah instruksi yang jelas untuk anak.