Eksistensi Alien dalam Al-Qur’an (Studi Analisis QS. Asy-Syūrā/42: 29 dan QS. Ar-Ra‘d/13: 15 tentang Kehidupan Ekstraterestrial dalam Tafsir Ilmi Kemenag RI)
Abstract
ABSTRAK
Muhammad Annur Syam, 2023. “Eksistensi Alien dalam Al-Qur’an (Studi Analisis QS. Asy-Syūrā/42: 29 dan QS. Ar-Ra‘d/13: 15 tentang Kehidupan Ekstraterestrial dalam Tafsir Ilmi Kemenag RI)”. Skripsi, Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir Jurusan Qur’an Hadis Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Hj. Sitti Saghirah, M. Ag dan Dr. Akhmad Rijali Elmi, S.Pd., M.A.
Islam memerintahkan manusia untuk memfungsikan akal mereka. Salah satu ilmu yang lahir dari penggunaannya ialah ilmu sains. Dalam dunia sains, salah satu hal yang masih menjadi misteri dalam sains ialah keberadaan kehidupan lain di luar bumi. Di dalam dunia Islam, terdapat upaya menghubungkan pembahasan ini dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang di antaranya ialah QS. Asy-Syūrā/42: 29 dan QS. Ar-Ra‘d/13: 15. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penafsiran terhadap dua ayat ini dari sudut pandang berbagai mufasir dan menurut penafsiran dalam Tafsir Ilmi Kemenag RI, serta relevansinya dengan sains.
Penelitian ini termasuk ke dalam jenis library research (studi pustaka) dengan teknik dokumentasi. Sumber data utama dari penelitian ini adalah Kitab Tafsir Ilmi: Penafsiran Eksistensi Kehidupan di Alam Semesta dalam Perspektif Al-Qur’an dan Sains dari Kementerian Agama RI. Sedangkan data sekundernya diperoleh dari berbagai buku, kitab, dan jurnal.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan penafsiran sebagian mufasir klasik, istilah makhluk melata yang dimaksud di dalam QS. AsySyūrā/42: 29 ialah manusia dan malaikat. Berbeda dengan sebagian mufasir kontemporer yang menafsirkannya sebagai binatang yang ada di langit dan bumi. Kemudian untuk QS. Ar-Ra‘d/13: 15, para mufasir klasik dan kontemporer lebih banyak menjelaskan tentang keadaan orang-orang beriman yang sujud dengan suka rela dan orang-orang tidak beriman yang sujud dengan keterpaksaan. Adapun di dalam Tafsir Kemenag RI, QS. Asy-Syūrā/42: 29 dapat ditafsirkan sebagai isyarat keberadaan kehidupan ekstraterestrial. Istilah makhluk melata pada ayat ini merujuk pada makhluk hidup seperti yang ditemukan di Planet Bumi. Hal ini didukung dengan penafsiran QS. Ar-Ra‘d/13: 15 mengenai bayangan yang ikut sujud. Jin dan malaikat tidak memiliki bayangan sehingga dapat dikatakan bahwa ada makhluk lain seperti manusia yang ada di luar bumi yang juga sujud kepada Allah SWT. Dalam dunia sains, kemungkinan adanya kehidupan ekstraterestrial didukung dengan adanya data-data yang unsur-unsur senyawa organik penunjang kehidupan di Planet Bumi yang juga ada di luar. Meski belum ditemukan tandatanda kehidupan, usaha-usaha pencarian telah dilakukan. Dengan adanya keselarasan antara penafsiran ayat dengan pembahasan ilmiah, maka dialog antara agama dan sains dapat semakin terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman agama tidak dapat dianggap sebagai penghalang bagi eksplorasi ilmiah.