dc.description.abstract | ABSTRAK
Enny Maytika Ariani, 2024. Permainan Lego Sebagai Terapi Bagi Anak Autis di TK Inklusi Labbaika Loa Janan Ilir. Skripsi, Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Jurusan Pendidikan Madrasah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh ibu Mujahidah, S.Ag., S.Psi., M.Si., CH., C.Med. selaku pembimbing I dan ibu Zakiyah Ulfah, M.Pd. selaku pembimbing II.
Latar belakang penelitian adalah bermula pada saat observasi terdapat anak yang bekebutuhan khusus sangat jelas terlihat dari ciri-cirinya yaitu asik sendiri, aktif, dan sulit untuk mengikuti aturan. Berdasarkan ciri-ciri yang terlihat bahwa anak tersebut penyandang autis. Peneliti akan menganalisis permainan lego salah satu sebagai terapi anak autis dengan mengikuti aturan dan mengembangkan aspek perkembangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui permainan lego sebagai terapi bagi anak autis dan tahapan permainan lego sebagai terapi bagi anak autis di TK Inklusi Labbaika Loa Janan Ilir.
Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Sumber data yang digunakan yaitu sumber data primer yang diperoleh dari satu anak autis melalui observasi dan wawancara. Data sekunder diperoleh melalui dokumentasi dan beberapa arsip di TK Inklusi Labbaika Loa Janan Ilir. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu. Teknik analisis data dengan model Saldana, Miles dan Huberman yaitu kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Berdasarkan hasil analisis dari terapi bermain menggunakan permainan lego terhadap anak autis diketahui beberapa indikator sudah mencapai perkembangan. Pada bidang komunikasi (kurangnya komunikasi dan interaksi sosial yang bersifat menetap pada berbagai konteks, ketidakmampuan dalam bahasa tubuh dan wajah, terganggunya komunikasi dalam bahasa tubuh dan wajah, kata-kata yang diucapkan tidak mengerti artinya (mengoceh), tidak memahami pembicaraan orang lain). Bidang interaksi sosial (tidak bereaksi ketika dipanggil namanya, menjauhi ketika diajak bermain, asik bermain sendiri). Bidang perilaku (perilaku rutinitas yang kaku (tidak mau menerima perubahan), kelekatan yang abnormal pada suatu objek tertentu, asik dengan dunianya sendiri, tidak mau diam, melakukan aktivitas yang berlebihan dan tidak terarah (hiperaktif). Bidang emosi (menangis tanpa sebab, marah-marah tanpa sebab, rasa takut yang tidak wajar, sensitif dengan suara-suara tertentu (bunyi bel, music tertentu). Adapun tahapan permainan lego sebagai terapi bagi anak autis ada tiga tahap yaitu, tahap perancangan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. | en_US |