Peran Guru Akidah Akhlak dalam membentuk karakter religius siswa di MTs Al Mujahidin 2 Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Rahma, 2024. “Peran Guru Akidah Akhlak dalam membentuk karakter religius siswa di MTs Al Mujahidin 2 Samarinda”. Skripsi, Program Studi Pendidikan Agama Islam, Jurusan Pendidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Drs. Darwis, M.SI., dan Muhamad Agil, S.Si.,M.Sc.
Latar belakang dari penelitian ini adalah pentingnya perkembangan moral dan spiritual siswa, yang meliputi nilai-nilai keagamaan, kegiatan ibadah, serta akhlak mulia melalui peran Guru Akidah Akhlak. Dengan memperkuat pondasi moral siswa melalui pendidikan karakter yang didasarkan nilai-nilai religius, guru dapat membentuk siswa menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, peduli, dan beretika. Ini tidak hanya menguntungkan masa depan siswa sebagai individu, tetapi juga bermanfaat bagi masyarakat.
Adapun metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif. Penelitian ini dilakukan di MTs Al Mujahidin 2 Samarinda. Sumber data diperoleh dari guru Akidah Akhlak dan Siswa. Pengumpulan data dilakukan melalui obervasi, wawancara, dan dokumentasi. Analisis penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif, yaitu berupa kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru Akidah Akhlak MTs Al Mujahidin 2 Samarinda berperan sebagai pembimbing spiritual, membantu siswa memahami konsep agama dan nilai-nilai moral serta etika, sehingga siswa menjadi individu yang bermoral dan bertanggung jawab dalam kehidupan beragama. Faktor pendukung pembentukan karakter religius siswa di MTs Al Mujahidin 2 Samarinda yaitu adanya dorongan dari guru yang menjadi model peran dalam menerapkan nilai-nilai agama serta dukungan dari lingkungan sekitar, termasuk teman sebaya. Sedangkan faktor penghambat dalam pembentukan karakter eligius siswa di MTs Al Mujahidin 2 Samarinda meliputi: 1) keterbatasan fasilitas pendukung seperti air wudhu sering tidak mengalir; keterlambatan siswa; serta pengaruh negatif dari lingkungan sekitar dan teman sebaya. 2) rasa malas dan kurangnya kepedulian juga menjadi hambatan dalam pembentukan karakter religius siswa