View Item 
  •   Repository Home
  • E-Skripsi
  • Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah
  • Bimbingan dan Konseling Islam
  • View Item
  •   Repository Home
  • E-Skripsi
  • Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah
  • Bimbingan dan Konseling Islam
  • View Item
JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

Kematangan Emosional Pada Pasangan Yang Menikah Di Usia Emerging Adulthood Di Kota Samarinda

Thumbnail
View/Open
Sayid Muhammad Syamil Athallah.docx (16.75Kb)
Date
2024-06-14
Author
Syamil Athallah, Sayid Muhammad
Metadata
Show full item record
Abstract
ABSTRAK Sayid Muhammad Syamil Athallah, 2024. “Kematangan Emosional Pada Pasangan Yang Menikah Di Usia Emerging Adulthood Di Kota Samarinda”. Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Sitti Syahar Inayah M. Si dan Rini Fitriani Permatasari M. A. Setiap orang akan melalui sebuah masa transisi dari remaja menuju dewasa yang disebut emerging adulthood yang dimulai dari 18 tahun hingga 25 tahun. Dalam masa ini individu mulai melakukan eksplorasi terhadap indentitas diri. Kematangan emosional yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketika individu mendapat sebuah masalah, maka individu tersebut harus memikirkannya terlebih dahulu sebelum bertindak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kematangan emosional pada pasangan yang menikah di usia emerging adulthood. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomelogi kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian bahwa kematangan emosional pada pasangan yang menikah di usia emerging adulthood di Kota Samarinda terdapat 15 pasangan informan yang termasuk kriteria aspek dari kematangan emosional diantaranya adalah; 1) kontrol emosi, terdapat dua faktor yang tidak sesuai dengan aspek control emosi yaitu iri terhadap ipar dan marah terhadap mertua. Upaya yang seharusnya dilakukan adalah bersabar. 2) realitas, terdapat dua faktor yang tidak sesuai dengan aspek realitas adalah suami bermain judi online dan pembagian tugas rumah tangga. Upaya yang seharusnya dilakukan pada pasangan suami dan istri adalah saling berkontribusi. 3) tidak implusif, terdapat faktor yang tidak sesuai dengan aspek tidak implusif adalah seorang suami tergesa-gesa dalam mengambil sebuah keputusan. Upaya yang seharusnya dilakukan adalah bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan. 4) tanggung jawab, terdapat dua faktor yang tidak sesuai dengan aspek tanggung jawab adalah suami yang bergantung pada istri dan istri menolak kebutuhan biologis suami. Upaya yang seharusnya dilakukan adalah suami wajib memberi nafkah dan istri tidak boleh menolak kebutuhan biologis suami kecuali dalam keadaan haid atau sakit. 5) objektif, terdapat dua faktor yang tidak sesuai dengan aspek objektif adalah suami melakukan perselingkuhan dan kekerasan dalam rumah tangga. Upaya yang sudah dilakukan sang istri adalah memberi kesempatan kedua untuk tidak mengulaginya kembali.
URI
http://repository.uinsi.ac.id/handle/123456789/4640
Collections
  • Bimbingan dan Konseling Islam [90]

DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
Contact Us | Send Feedback
Theme by 
Atmire NV
 

 

Browse

All of DSpaceCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

My Account

LoginRegister

DSpace software copyright © 2002-2016  DuraSpace
Contact Us | Send Feedback
Theme by 
Atmire NV