PENYESUAIAN DIRI LANSIA PURNAWIRAWAN TNI DI KOTA SAMARINDA
Abstract
Ananda Firdaus, 2024. “Penyesuaian Diri Lansia Purnawirawan TNI di Kota Samarinda”. Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Hj. Noorthaibah, M.Ag. dan Di Ajeng Laily Hidayati, M.Si., M.Psi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi penyesuaian diri lansia purnawirawan TNI dengan memperhatikan aspek penyesuaian diri lansia menurut teori Havigurst serta mempertimbangkan peran religiusitas dalam proses tersebut. Masalah latar belakang yang mendasari pentingnya penyesuaian diri pada purnawirawan termasuk tantangan psikologis, sosial, dan emosional yang sering kali muncul setelah mereka meninggalkan dinas aktif. Dengan memanfaatkan kerangka kerja teoritis Havigurst tentang tahap-tahap penyesuaian diri pada lansia, penelitian ini akan menganalisis bagaimana purnawirawan TNI beradaptasi dengan perubahan-perubahan dalam kehidupan pasca-militer mereka. Selain itu, aspek religiusitas juga akan dieksplorasi sebagai faktor yang mempengaruhi proses penyesuaian diri mereka.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sampel penelitian terdiri dari tiga purnawirawan TNI yang telah pensiun dari dinas militer aktif di Kelurahan Mugirejo. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dari hasil penelitian dianalisis menggunakan model Miles, Huberman dan Saldana yang mencakup: reduksi data, penyajian data serta penarikan kesimpulan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan ketiga purnawirawan cenderung menunjukkan jawaban terkait dengan aspek perspektif terhadap realitas dalam melakukan penyesuaian diri. Hal itu dapat dilihat dari jawaban para responden yang selalu mengatakan bahwa mereka menerima kenyataan bahwa kondisi fisik maupun ekonominya yang sudah tidak seperti dulu lagi. Namun, informan AI masih belum optimal dalam aspek mengatasi kecemasan dan juga kemampuan menunjukkan perasaan. Pada aspek kecemasan, hal itu dipengaruhi oleh faktor ekonomi, yang mana pada pertengahan hingga akhir bulan informan AI merasa cenderung menjadi lebih susah untuk mengendalikan emosi sebab kondisi keuangan yang menipis. Kemudian pada aspek kemampuan menunjukkan perasaan, informan AI mengaku bahwa dirinya tidak mengungkapkan perasaan kekhawatirannya kepada istrinya dan istrinya pun membenarkan hal itu.