PERAN KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DALAM MANAJEMEN ORGANISASI: STUDI PENGURUS WILAYAH MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Abstract

Nurul, 2024. “Peran Kepemimpinan Perempuan dalam Manajemen Organisasi: Studi Pengurus Wilayah Muslimat Nahdlatul Ulama Provinsi Kalimantan Timur”. Skripsi, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Sri Ayu Rayhaniah, M.Sos, dan Riska Dwi Agustin, M.A.

Latar belakang penelitian ini adalah adanya kesenjangan partisipasi perempuan dalam organisasi di Indonesia, khususnya di Kalimantan Timur. Dalam hal ini, Muslimat NU memiliki visi dan misi untuk memberikan wadah bagi perempuan untuk berinovasi, kreativitas, dan pemberdayaan perempuan yang berdampak pada masyarakat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih dalam mengenai masalah tersebut.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi. Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data ialah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan teknik analisis yang digunakan merupakan teknik Miles dan Huberman tahun 2014 meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun pemeriksaan keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi metode, triangulasi data, dan triangulasi teori.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa Ketua Muslimat Nahdlatul Ulama Provinsi Kalimantan Timur menjalankan kepemimpinannya melalui aspek interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan. Dari peran tersebut terdapat dua gaya utama dalam kepemimpinan Muslimat NU Provinsi Kalimantan Timur yaitu gaya kepemimpinan kharismatik dan demokratis. Kepemimpinan yang kharismatik membuat anggota merasa terinspirasi dan termotivasi karena seorang pemimpinnya memiliki kepribadian yang kuat dan visi yang jelas. Selain itu, kepemimpinan demokratis melibatkan anggota dalam pengambilan keputusan, sehingga menciptakan suasana kerja yang harmonis. Kombinasi kedua gaya ini sangat efektif dalam mencapai tujuan organisasi dan memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat.

Namun demikian, ada beberapa saran yang diberikan kepada Muslimat NU. Pertama, Ketua Muslimat NU perlu mengoptimalkan peran interpersonal, informasional, dan pengambilan keputusan. Di samping itu, perlu adanya sikap tegas terhadap anggota yang kurang aktif untuk memaksimalkan kinerja organisasi dan memastikan kolaborasi yang efektif di antara seluruh anggota. Kedua, agar organisasi terus berkembang, Ketua Muslimat NU dapat lebih tegas dalam melibatkan semua anggota, menjaga keseimbangan gaya kepemimpinan, dan memperkuat regenerasi kepemimpinan. Selain itu, penting untuk mengoptimalkan penggunaan teknologi komunikasi efektif dalam organisasi agar dapat mendukung pertumbuhan organisasi di masa yang akan datang.