PROBLEMATIKA PEMBUANGAN SAMPAH RUMAH TANGGA DAN USAHA KERUPUK DI DESA PEREPAT PERSPEKTIF HUKUM LINGKUNGAN

Abstract

Nuriati, 2020. “Problematika Pembuangan Sampah Rumah Tangga dan Usaha Kerupuk di Desa Perepat Perspektif Hukum Lingkungan”. Skripsi, Program Studi Hukum Tata Negara, Jurusan Pidana Politik Islam, Fakultas Syariah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. H. Akhmad Haries, S.Ag., M.S.I selaku Pembimbing I dan Ibu Dewi Maryah, S.H., M.H selaku Pembimbing II.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya fenomena penumpukan sampah dari kegiatan rumah tangga dan UMKM akibat dari tidak tersedianya Tempat Pembuangan Sampah di Desa Perepat, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Persampahan, kemudian faktor yang menghambat penerapan hukum lingkungan di Desa Perepat, dan upaya Pemerintah Desa Perepat dalam pengelolaan sampah.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian empiris dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer berupa data langsung yang diperoleh dari lapangan, yang menjadi narasumber adalah pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser, pihak Pemerintah Desa Perepat, pihak ketua Rukun Tetangga (RT), dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Perepat. Data sekunder yang penulis gunakan berasal dari buku, jurnal, dan penelitian sebelumnya, serta data tersier diperoleh dari dokumentasi yang berupa profil desa dan foto. Teknik analisis data yang digunakan meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pandangan hukum lingkungan, yaitu berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Paser Nomor 8 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Persampahan, pemenuhan fasilitas Tempat Penampungan Sementara (TPS) belum diterapkan dengan baik di tiap daerah Kabupaten Paser, terkhusus Desa Perepat, Kecamatan Tanah Grogot, Kabupaten Paser. Hal ini dikarenakan beberapa faktor, antara lain terbatasnya anggaran yang mengharuskan pemerintah mengutamakan program pembangunan lain, dan jarak yang jauh antara desa dan pusat kota. Faktor-faktor tersebut dikuatkan juga oleh pernyataan dari pihak Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Paser yang menyatakan belum pernah berkunjung ke Desa Perepat karena jaraknya yang cukup jauh. Saat ini Pemerintah Desa Perepat masih mengupayakan penerapan pengelolaan sampah dengan memprogramkan pengadaan Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di tiap RT, namun belum direalisasikan karena kurangnya sumber daya manusia di Desa Perepat.