NAZ\|AR DALAM AL-QUR`AN (Studi Analisis Terhadap QS. Al-Insa>n: 7 Dan QS. Al-H}ajj: 29 )

Abstract

Multiara, 2024. “Naẓar Dalam Al-Qur’an (Studi Analisis Terhadap QS. Al-Insān: 7 dan QS. Al-Ḥajj: 29).” Skripsi, Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Jurusan Al-Qur’an Hadis, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Ustadzah Dr. Hj. Sitti Saghirah, M.Ag dan Ustadz Suherman, M.Hum.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya individu yang mengucapkan naẓar tanpa kesadaran penuh akan implikasinya. Naẓar ini berakar dalam tradisi keagamaan dan budaya, yang masih relevan dalam konteks kehidupan modern. Meskipun sudah banyak individu yang menggunakan naẓar sebagai sarana mengungkapkan harapan, keinginan, atau rasa syukur, pemahaman tentang naẓar dalam Al-Qur’an masih perlu dieksplorasi lebih lanjut. Naẓar adalah janji untuk melakukan sesuatu apabila keinginannya tercapai. Jadi, sangat penting untuk memahami naẓar dalam Islam, termasuk syarat-syarat sahnya naẓar dan konsekuensi melanggarnya, menjadi salah satu pendorong penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis naẓar dalam Al-Qur’an, khususnya dalam QS. Al-Insān: 7 dan QS. Al-Ḥajj: 29, dan juga implikasi ayat-ayat naẓar terhadap praktik keagamaan umat Islam.

Penelitian ini menerapkan jenis penelitian kepustakaan (library research) dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Adapun sumber data primernya adalah Al-Qur’an, Kitab Tafsir Al-Munir karya Wahbah Az-Zuhaili dan sumber sekundernya adalah buku-buku, jurnal, ataupun karya ilmiah yang terkait. Hasil penelitian ini dianalisis dengan metode taḥlīly (analisis).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa naẓar dalam Islam adalah janji suci kepada Allah SWT yang dilakukan dengan niat tulus untuk memohon pertolongan atau mengungkapkan rasa syukur. Naẓar dapat berupa janji untuk beribadah, bersedekah, atau melakukan kebaikan lainnya. Menepati naẓar merupakan kewajiban dan memiliki banyak manfaat, tetapi naẓar untuk melakukan maksiat dilarang. Jika seseorang tidak mampu memenuhi naẓar-nya, ia harus membayar kafārat. Naẓar merupakan bentuk ibadah yang penting dan menunjukkan ketaatan kepada Allah SWT. Namun, tidak menepati naẓar dapat menimbulkan dampak negatif seperti dosa, membayar kafārat, hilangnya kepercayaan orang lain, perasaan bersalah, dan mendapatkan musibah atau kesulitan.