RETORIKA DAKWAH KH. MUHAMMAD ANSHARI DI KOTA SAMARINDA
Abstract
M. Gajali Rohman, 2024. Retorika Dakwah KH. Muhammad Anshari di Kota Samarinda. Skripsi, Jurusan Penyiaran Islam, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Mursalim, M.Ag dan Ramadiva Muhammad Akhyar, MA.
Penelitian ini mengangkat retorika dakwah salah satu ulama asal Samarinda yaitu KH. Muhammad Anshari. Hal unik yang membuat peneliti tertarik menelitinya adalah karena penyampaian KH. Muhammad Anshari pada saat berdakwah menggunakan kata-kata dan bahasa yang sopan santun dan menjaga penyampaiannya dari kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan pada kegiatan dakwah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan retorika dakwah KH. Muhammad Anshari di Kota Samarinda serta memberikan suatu pembelajaran kepada para dai bagaimana retorika dakwah yang benar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Jenis penelitiannya adalah penelitian lapangan (field research) dengan menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data menurut Miles, Huberman, dan Saldana yang membagi menjadi tiga bagian, yaitu kondensasi data, tampilan data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi.
Hasil yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa retorika dakwah yang digunakan KH. Muhammad Anshari di Kota Samarinda yaitu, menyusun pesan dakwahnya menjadi pendahuluan, pengantar, pembahasan, dan kesimpulan. Sebelum berdakwah, KH. Muhammad Anshari mengingat-ingat ayat-ayat Al-Qur’an atau Hadis yang kemungkinan menjadi sumber atau penegas dalam dakwahnya. Dalam menyampaikan dakwahnya, KH. Muhammad Anshari menggunakan kata-kata yang jelas dan mudah dipahami, menggunakan repetisi atau pengulangan kalimat dan menambahkan cerita atau contoh-contoh yang berhubungan dengan pembahasan.
Dalam dakwahnya, KH. Muhammad Anshari menggunakan bahasa yang sesuai dengan jamaah, menggunakan pakaian yang sopan dan rapi, menggerakkan sorot mata dan mengarahkan wajahnya ketika menjelaskan kepada jamaah, dan menggunakan ekspresi wajah yang berbinar-binar dan manis, ataupun tegang. Selain itu, dakwah KH. Muhammad Anshari disampaikan dengan cara monolog, yaitu dakwah yang hanya ada satu orang yang berbicara.
Kemudian KH. Muhammad Anshari menggunakan tutur kata yang lemah lembut dan sopan santun, dan juga dengan memberikan jeda ketika memberikan penjelasan ataupun membaca teks di dalam kitab. Ketika memberikan arahan atau nasihat kepada jamaah, maka intonasi suaranya akan rendah, dan tinggi apabila menyampaikan penegasan atau penekanan kalimat. Pada akhir ceramahnya, KH. Muhammad Anshari mengulas poin-poin penting tentang pembahasan yang sudah ia sampaikan.