IMPLEMENTASI MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 MUARA WIS
Abstract
Sulistriani. 2024. “Implementasi Model Contextual Teaching and Learning Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Muara Wis”. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Prof. Dr. Muhammad Nasir, M.Ag dan Dr. H. Mukhtar, Lc., MA.
Latar belakang dalam penelitian ini adalah peneliti melihat ada beberapa siswa yang belum maksimal memahami materi yang diajarkan karena waktu itu model pembelajaran yang digunakan masih model pembelajaran konvensional. Akan tetapi sekarang guru Pendidikan Agama Islam di SMAN 1 Muara Wis menggunakan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL). Dari permasalahan khususnya Pendidikan Agama Islam.
Metode tersebut menggambarkan betapa pentingnya penerapan suatu model untuk pembelajaran. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang menghasilkan data deskriptif ialah dari orang yang diamati. Sumber data ialah guru dan siswa-siswi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi metode, triangulasi sumber dan triangulasi teori.
Hasil dari penelitian disimpulkan bahwa implementasi model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini sudah berjalan dengan baik walaupun belum begitu sempurna dalam proses pelaksanaannya di kelas. Guru melakukan proses pembelajaran yang dimulai dari:
Perencanaan pembelajaran, meliputi penyusunan materi pembelajaran yang di dalamnya ada sebuah metode atau model pembelajaran yang akan digunakan, kemudian adanya langkah-langkah pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencakup tiga bagian yaitu: (1) kegiatan pendahuluan, (2) kegiatan inti, (3) kegiatan penutup, serta pada kolom terakhir berupa penilaian guru terhadap siswa.
Pelaksanaan model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) dimulai dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan pendahuluan: Pada tahap ini guru menyiapkan peserta didik dari psikis dan fisik, menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan motivasi kepada peserta didik, menyampaikan materi pembelajaran kemudian membangun pengetahuan peserta didik mengenai materi yang diajarkan.
Kegiatan inti: Pada tahap ini mengacu kepada beberapa komponen model pembelajaran CTL:
Konstruktivisme yaitu membangun pengetahuan peserta didik dimulai dari guru menjelaskan materi kemudian memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memahami lewat pemikirannya.
Inquiri memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri pengetahuan seperti merumuskan masalah dan memberi kesimpulan. Pada tahap ini guru memberikan berupa tugas-tugas dan memberikan apresiasi dari usahanya tersebut.
Questioning, adanya proses tanya jawab, guru menyampaikan informasi untuk merangsang peserta didik agar bertanya.
Learning community, guru Pendidikan Agama Islam menerapkan pembelajaran melalui kelompok belajar. Dalam kelompok belajar ini guru membagi siswa dalam beberapa kelompok untuk merumuskan masalah dan memberi kesimpulan dari permasalahan yang didapat.
Modelling, pemodelan di sini biasanya guru menggunakan contoh dari siswa, alat peraga, atau guru itu sendiri.
Kegiatan penutup: Guru merefleksi kembali pengetahuan siswa. Refleksi merupakan respon peserta didik terhadap kejadian, aktivitas serta pengalaman yang baru saja diterima, kemudian memberikan kesimpulan dan melakukan beberapa penilaian yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, dan penilaian tertulis. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
Evaluasi: Pada tahap evaluasi ini, guru di SMA Negeri 1 Muara Wis merefleksi kembali apa yang siswa peroleh dari materi yang diajarkan. Untuk penilaiannya guru menggunakan penilaian autentik yaitu penilaian sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.
Faktor penghambat pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) ini adalah kurangnya pemahaman siswa, minimnya sarana dan media pembelajaran, dan minimnya waktu pembelajaran. Faktor pendukungnya yaitu guru Pendidikan Agama Islam mampu memahami serta mengimplementasikan model pembelajaran CTL yang mengakibatkan pembelajaran lebih bermakna.