dc.description.abstract | Risky, 2024. “Penerimaan Diri Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Samarinda.” Skripsi, Jurusan Pemberdayaan Masyarakat, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Sitti Syahar Inayah, M.Si dan Rini Fitriani Permata Sari, S.Psi., MA.
Latar belakang dalam penelitian ini adalah semakin meningkatnya angka kasus ODHA di Indonesia khususnya di Kalimantan Timur yang menempati urutan ke-7 dari 34 provinsi di Indonesia, dan Kota Samarinda menjadi urutan pertama dari sepuluh kabupaten/kota yang ada di Kalimantan Timur. Selain itu, permasalahan yang terjadi sampai saat ini adalah stigma dan diskriminasi yang masih dirasakan oleh ODHA serta bagaimana ODHA dapat menerima keadaan dirinya sebagai Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA). Oleh sebab itu peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana penerimaan diri orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Samarinda. Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penerimaan diri orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kota Samarinda.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Informan penelitian terdiri dari dua orang laki-laki dan satu orang perempuan yang berstatus positif HIV/AIDS. Pengumpulan data melalui proses observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian data yang didapatkan dianalisis menggunakan teknik analisis data Creswell, dan data diuji keabsahannya dengan uji kredibilitas data, uji transferability, uji dependability, dan uji confirmability.
Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan ODHA di Kota Samarinda memiliki penerimaan diri, dapat dilihat dari aspek pembukaan diri, kesehatan psikologis, dan penerimaan terhadap orang lain. Pada aspek pembukaan diri semua ODHA dapat membuka statusnya kepada keluarga, sahabat, teman, dan sesama ODHA. Pada aspek kesehatan psikologis semua ODHA memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, sahabat, teman, dan sesama ODHA. Selain itu pada aspek penerimaan terhadap orang lain semua ODHA dapat menerima pandangan yang berbeda terhadap dirinya sebagai orang dengan HIV/AIDS.
Hal tersebut mendorong kesadaran diri atau self-awareness ODHA berupa emotionally self-awareness, accurate self-awareness, dan self-confidence. Pada aspek emotionally self-awareness, semua ODHA dapat memahami dirinya dengan baik, hal yang membuat merasa tidak nyaman, emosi yang ada dalam diri, dan memiliki cara untuk mengatasi. Pada aspek accurate self-assessment, semua ODHA dapat mengenali dan menyebutkan kelebihan dan kekurangan serta memiliki cara untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam diri. Kemudian pada aspek self-confidence, semua ODHA bersyukur dengan kelebihan yang ada dalam diri dan memiliki keyakinan dan keberanian untuk menunjukkannya meskipun dengan statusnya sebagai ODHA. | en_US |