PERSEPSI MUBALIG TERHADAP AYAT-AYAT EKOLOGI DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN DI KOTA SAMARINDA
Abstract
Achmad Ricky Setiawan, 2023. “Persepsi Mubalig Terhadap Ayat-Ayat Ekologi dan Kerusakan Lingkungan di Kota Samarinda”. Skripsi, Qur’an Hadis, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Prof. Dr. Abdul Majid, M.A. dan Dr. Muhammad Yusuf Qardlawi, M.A.
Latar belakang penelitian ini ialah keaadaan global dari tahun ke tahun kian memburuk tentunya tidak lepas dari berbagai perilaku manusia terhadap alam, mulai dari penebangan pohon tanpa ada penghijauan kembali, membuang sampah sembarang tempat, dan sedikit sekali ikhtiar dalam pengurangan sampah, serta polusi udara akibat dari kegiatan industri atau transportasi sebagai penyebab utama krisis lingkungan. Kurangnya pemahaman masyarakat awam terhadap sangat pentingnya alam dan lingkungan sekitar untuk keberlangsungan kehidupan manusia, maka mubalig yang dipercaya sebagai ujung tombak Islam dapat merangkul semua pihak dan memberikan pemahaman kepada masyarakat awam tentang pentingnya hubungan manusia dengan alam.
Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Subjek dalam penelitian ini yaitu mubalig di Kota Samarinda. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan triangulasi waktu.
Hasil yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah mubalig di Kota Samarinda mengatakan bahwa ayat-ayat ekologi sangatlah banyak yaitu 700 ayat hingga 800 ayat. Awal dari kemunduran perhatian terhadap ilmu-ilmu alam ialah setelah terjadi Perang Salib. Kemudian ada lima tujuan pokok dalam beragama yaitu menjaga agama (Ḥifẓ al-Dīn), menjaga jiwa (Ḥifẓ al-Nafs), menjaga akal (Ḥifẓ al-‘Aql), menjaga keturunan dan kehormatan (Ḥifẓ al-Nasl), menjaga harta (Ḥifẓ al-Mal). Kemudian ulama-ulama ahli maqāṣid syariah menambahkan menjadi enam yaitu disebut dengan Ḥifẓul Bi’ah (memelihara lingkungan). Ayat-ayat ekologi merupakan bagian dari kehidupan, khususnya hubungan manusia dengan alam. Komponen-komponen yang terkait dengan alam sangat banyak sekali di antaranya: manusia, hutan, laut, hewan, air, dan gunung. Komponen ini dijelaskan di dalam al-Qur’an pada surah Q.S. At-Tīn ayat 4, Q.S. Al-An'ām ayat 99, Q.S. An-Naḥl ayat 14 dan 16, Q.S. Al-Mu’minūn ayat 18, dan Q.S. Qāf ayat 7. Kemudian hubungan manusia dengan alam dijelaskan di dalam al-Qur’an pada surah Q.S. Ibrāhīm ayat 32, Q.S. Al-Baqarah ayat 30, Q.S. Az-Zumar ayat 21, Q.S. Al-Qaṣaṣ ayat 77, Q.S. Hūd ayat 11, dan Q.S. Asy-Syu’arā’ ayat 151–152.