Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui Bermain Playdough Di Raudhatul Athfal (RA) Tunas Bengkuring Samarinda Tahun Ajaran 2019/ 2020
Abstract
ABSTRAK
Ramawati, 2020, “Peningkatan Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui Bermain Playdough Di Raudhatul Athfal (RA) Tunas Bengkuring Samarinda Tahun Ajaran 2019/ 2020” skripsi Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Jurusan Pendidikan Madrasah, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda. Penelitian ini di bawah bimbingan Dra. Etty Nurbayani, M. Pd dan Mujahidah, M. Si.
Latar belakang penelitian ini adalah kemampuan fisik motrik anak sangatlah penting dalam perkembangan, khususnya motrik halus anak yang menunjukkan masih rendah dalam kegiatan pembelajaran. hal ini disebabkan karena media dan metode yang digunakan masih kurang tepat atau tidak menggunakan alat peraga sehingga pembelajaran tidak bervariasi dan menarik, anak merasa bosan dan jenuh. Cara menyajikan materi pembelajaran dengan cara bermain playdough. Metode ini telah diterapkan di Raudhatul Athfal Tunas Bengkuring Samarinda. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus di Raudhatul Athfal Tunas Bengkuring.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), lokasi penelitian di Raudhatul Athfal (RA) Tunas Bengkuring Samarinda yang beralamat di Perum Bengkuring Tepian Permai Blok C Jl. Slada 6 No. 53 kelurahan Sempaja Timur Kecamatan Samarinda Utara. Subjek berjumlah 15 orang dengan 7 orang anak laki-laki dan 8 anak perempuan. Penelitian dilakukan 2 siklus dengan 2 kali pertemuan.pada setiap siklus terdiri perencanaan, pelaksananaan, pengumpulan data dan refleksi. Penelitian bersifat kolaboratif anatra peneliti dan guru kelas, metode pengumpulan data meningkatkan motrik halus dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi.
Permainan playdough melalui meremas, mencampur adonan, menirukan bentuk hingga membentuk kreasi baru diperoleh hasil dari dua siklus yang sangat signifikan meningkatnya kemampuan motorik halus anak. Sebelum dilakukan tindakan, perkembangan anak masih 13%. Setelah dilakukan tindakan perkembangan anak mulai meningkat yaitu pada siklus 1 perkembangan motrik halus anak menjadi 30% dengan kriteria berkembang sesuai harapan (BSH), dan pada siklus 2 perkembangan motorik halus anak meningkat menjadi 78% pada siklus 2 sudah mencapai target yang disepakati yaitu 75% kriteria berkembang sangat baik (BSB). Kesimpulan peneliti ini adalah melalui kegiatan bermain playdough dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak di RA Tunas Bengkuring Samarinda.