Metode Eksperimen Dalam Permainan Sains di TK Islam Al-Azhar Samarinda
Abstract
ABSTRAK
Nur Sholikhatin, 2013. “Metode Eksperimen Dalam Permainan Sains di TK Islam Al-Azhar Samarinda.” Skripsi, Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Muhammad Nasir, M.Ag sebagai pembimbing I dan Nurwati, M.Pd sebagai pembimbing II.
Latar belakang penelitian ini adalah pengenalan tentang sains hendaknya dilakukan sejak usia dini dengan kegiatan yang menyenangkan dan melalui pembiasaan agar anak mengalami proses sains secara langsung. Hal itu dilakukan agar anak tidak hanya mengetahui hasilnya saja tetapi juga dapat mengerti proses dari kegiatan sains yang dilakukannya. Sains memungkinkan anak melakukan eksplorasi terhadap berbagai benda, baik benda hidup maupun mati. Selain itu juga dapat melatih anak menggunakan panca inderanya untuk mengenal berbagai gejala benda dan peristiwa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk-bentuk permainan sains melalui metode eksperimen dan faktor-faktor pendukung dan penghambat permainan sains melalui metode eksperimen di TK Islam Al-Azhar Samarinda.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Sumber data adalah data primer dan sekunder, teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi, teknik analisa data terdiri dari reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Subyek penelitian adalah TK Islam Al-Azhar Samarinda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk permainan sains melalui metode eksperimen sebanyak 11 macam, yaitu meniup balon dan melepaskannya, tanaman juga perlu minum, hujan asam, gunung meletus, terapung dan tenggelam, tisu ajaib, kaca pembesar, balon ajaib (ditusuk jarum tidak meletus), uang ajaib, dan proses terjadinya hujan. Faktor-faktor penghambat dan pendukung permainan sains melalui metode eksperimen di TK Islam Al-Azhar adalah alat dan bahan yang sulit didapat, waktu, cuaca, biaya, lingkungan/lokasi sekolah, penguasaan guru akan materi dalam permainan sains, keaktifan anak dalam permainan, minat anak, guru belum menguasai materi yang akan disampaikan, guru belum termotivasi untuk menyiapkan bahan eksperimen terlebih dahulu, kurangnya pemahaman yang diberikan ke anak akan eksperimen, rasa keingintahuan anak dengan eksperimen yang akan dilaksanakan.