dc.description.abstract | Muhammad Nasir, Muhammad Khairul Rijal dan Aulia Rahman, Model Kurikulum
dan Pembelajaran Ma’had Al-Jami’ah pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam
(PTKI) di Indonesia ,Tahun 2020
Ma’had Al-Jamiah pada Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI)
memiliki kedudukan dan peran yang sangat strategis. Selain menjadi ciri pembeda
dengan perguruan tinggi umum lainnya, keberadaan Ma’had Al-Jamiah juga sangat
penting dalam proses pembinaan mahasiswa dan peningkatan budaya akademik di
lingkungan kampus. Ma’had Al-Jamiah diharapkan mampu memperkuat
pemahaman dasar-dasar keagamaan dan kemampuan bahasa asing sekaligus
menjadi tempat pembinaan tahsin qiraah Alquran dan tahfidz Alqur’an, serta
pengembangan berbagai keterampilan keterampilan keagamaan khusus lainnya.
Saat ini, hamper seluruh Perguruan Tinggi Keagamaan Islam telah
mengembangkan Ma’had al-Jami’ah tentu dengan harapan yang sama. Dengan
demikian, menarik untuk diteliti bagaimana model kurikulum dan pembelajarannya
untuk mencapai visi, misi dan tujuan yang telah ditetapkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui model kurikulum, bagaimana
proses pembelajarannya dan apa kendala yang dihadapi dalam penerapan kurikulum dan
pembelajaran di Ma’had Al-Jami’ah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) di Indonesia
Temuan penelitian ini adalah; pertama, Model Kurikulum Ma’had Al-Jamiah pada
Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) tergambar pada Narasi berikut ini; a) Ma’had
Al-Jamiah IAIN Samarinda memiliki tujuan berupa penguatan sikap spiritual berupa
beriman dan bertaqwa kepada Allah swt, menjadikan Alqur’an dan hadis sebagai
pedoman utama, penguatan sikap sosial berupa disiplin, santun, obyektif, kritis, peduli,
dan kreatif, penguatan pengetahuan berupa menguasai ilmu tajwid, memahami fiqih
wanita, fiqih ibadah, materi dasar keislaman secara komprehensif, penguatan
keterampilan umum berupa membaca Alqur’an, menulis bahasa Arab dasar, menghafal
surat-surat pendek, menghafal do’a-do’a harian, penguatan keterampilan khusus berupa
kompeten menjadi imam shalat berjamaah menghafal 5 juz, 10 juz, 15 juz, 20 juz, dan 30
juz Alqur’an, membaca kitab kuning, serta penguatan keterampilan dalam bidang
musabaqah hifdzil qur’an, fahmil qur’an, dan syarhil qur’an dan menulis artikel berbahasa
asing serta menjadi petugas sholat jum’at (khotib, bilal, dan imam) memahami tata cara
fardhu kifayah dengan baik; b) Ma’had Al-Jamiah IAIN Tulungagung dengan struktur yaitu
dirasat Alqur’an berupa kulliyat qira’at Alqur’an wa kitabatuhu; kulliyat tahfidz alqur’an;
kulliyat tilawat alqur’an, madrasah diniyah kajian bidang aqidah, fiqih, ilmu alat (bahasa)
dan akhlak, daurat tahfidz Alqur’an, daurat al-ta’lim al-turatsiy,dan pesantren berupa
wisata religi. seminar entrepreneur, khatm Alqur’an, kajian kitab al-hikam, yasinan dan
tahlilan, wisata religi, pembelajaran kitab raudatul mahid, al-yaum al-araby, english day,
ta’miq al lughawih, latihan seni religious, olahraga, dan pengamalan ibadah lainnya; c)
Ma’had Al-Jamiah UIN Malang dengan struktur kurikulum berupa Ta’lim Alqur’an yang
meliputi tahsinul qiraah, tafsir Alquran, Tashih Alqur’an dan khatm Alqur’an, ta'lim al-alafkar al-lslamiyah dan ta‘lim bahasa yang meliputi; bi'ah lughawiyah, pelayanan
konsultasi Bahasa al-yaum arabi, al-musabaqah al-arabiyah, english day dan english
contes; d) Ma’had Al-Jamiah UNIDA Gontor berupa pendidikan karakter dan moral yang
terintegrasi dengan ilmu pengetahuan, integrasi ilmu agama dan ilmu pengetahuan, pola
pengasuhan “24 Hours Controlling System”. seperti; shalat ja’maah per lantai per gedung
asrama, membaca al-qur’an berjamaah per lantai gedung asrama setiap hari ba’da
magrib, kajian teras peradaban islam, kajian buku “miskat”, family gathering asrama
setiap bulan bersama pembimbing asrama, perlombaan antar asrama, penyampaian
kosakata baru versi mahasiswa setiap hari kamis pagi (10 kosakata untuk bahasa arab dan
bahasa inggris), diskusi ilmiah dengan tema “islamisasi ilmu pengetahuan “antar prodi di
setiap lantai dan tahfidz al-qur’an setiap hari ahad dengan target hafal 3 juz yaitu juz 29,1
dan 2; d) Integrasi 3 “markaz” yaitu ilmu pengetahuan, manhaj Al-Qur’an, dan akhlak sirah
nabawiyyah Markaz Islamisasi Ilmu Pengetahuan, Markaz Al-Qur’an Markaz Sirah
Nabawiyyah, pengajaran Bahasa Internasional; e) Ma’had Aly Pondok Pesantren
As’adiyah Sengkang Wajo berupa program khusus sepertoi program daurah tafsir
alquran, program penguatan bahasa asing, program da’i bulan ramadhan, program
tahfidz alquran, kajian keislaman dengan kitab turats dan lain-lain
Kedua, Model Proses Pembelajaran Ma’had Al-Jami’ah atau Ma’had Aly
Perguruan Tinggi dan Perguruan Tinggi Pesantren terbagai menjadi dua yaitu proses
pembelajaran yang berkarakter pesantren seperti metode halaqah, bandongan, tutorial,
klassikal, ekspository, ceramah dan menghafal. Kedua proses pembelajaran yang
menekankan pada bagaimana mahasantri menemukan sendiri pengetahuannya seperti
inquiry learning, discovery learning, contextual teaching and learning, saintific learning,
cooperative learning dan model- model pembelajaran lainnya. Dalam hal penguatan sikan
spiritual mahasantri, model pembelajaran yang dikembangkan adalah model megajar
humanistik yang menekankan pada pengamalan, pembiasaan dan pemodelan. Sementara
untuk penguatan sikap sosial mahasantri, ma’had Al-jamiah sering melakukan kegiatan
kegiatan melibatkan kegiatan berjama’ah seperti shalat jama’ah, yasinan, tahlilan, wisata
religious dan olahraga. Dengan demikian, dapat dipastikan bahwa Ma’had Al-Jamiah
sangat mengakomodasi empat model mengajar yang dikembangkan oleh Bruce and Joyce
yaitu model mengajar humanistic, model mengajar pemrosesan informasi, model
mengajar sosial dan model mengajar perilaku.
Ketiga, Kendala yang Dihadapi dalam Penerapan Kurikulum dan Pembelajaran
secara umum ada dua kendala besar yaitu faktor internal mahasiswa dan faktor eksternal.
Faktor internal itu di antaranya adalah motivasi sebagian mahasantri yang lemah dalam
upaya meningkatkan kemampuan mencapai tujuan kurikulum dan pembelajaran yang
telah ditetapkan kelemahan dalam penguasaan bahasa Asing baik bahasa Arab maupun
bahasa Inggris dan masih lemahnya sebagian mahasantri dalam menerapkan model
pembelajaran inquiry, discovery atau meaningfull learning. Faktor elsternal di antaranya
adalah masalah input mahasiswa yang mayoritas kurang bisa membaca Alquran dengan
lancar dan benar sesuai dengan ilmu tajwid, masalah waktu yang terbatas karena tagihan
tugas tugas kuliah reguler yang sangat banyak; sumber daya manusia yang masih terbatas,
terutama yang terkait dengan ustadz ustadzah yang mukim, sumber anggaran yang masih
sangat terbatas untuk mendukung pencapaian kompetensi khusus yang telah
ditetapakan, masih terbatasnya sarana dan prasaran mukim bagi semua mahasantri
sehingga tidak semya mahasantri baru dapat tinggal di asrama, Jumlah mahasiswa baru
yang cukup banyak sehingga terdapat kesulitan untuk melakukan pemantauan secara
detail tingkat pencapaian kurikulum dan pembelajaran, mayoritas mahasiswa berasal dari
sekolah umum yang tentu masih sangat terbatas pemahaman bacaan Alquran apalagi
menterjemahkan dan seterusnya, masih terbatas anggaran pengelolaan terutama
pemenuhan apresiasi maksimal terhadap sumber daya manusia yang libatkan, kelemahan
dalam aspek organisasi dan tata kerja ma’had al-jami’ah yang tidak semua kebutuhan
terpenuhi dalam sistem dan pengawasan dalam pengasuhan 24 Jam yang memerlukan
sumber daya murabbi yang mumpuni | en_US |