PERSEPSI GURU SMA DI PONDOK PESANTREN NABIL HUSEIN SAMARINDA TENTANG RADIKALISME
Abstract
Sherly Susilo Rahayu D., 2019. “Persepsi Guru SMA di Pondok Pesantren Nabil Husein Samarinda tentang Radikalisme”. Skripsi Program Studi Pendidikan Agama Islam Jurusan Pendidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Intitut Agama Islam Negeri (IAIN) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Dr. Hj. Fathul Jannah, M. SI dan Ustadz Syarifaturrahmatullah, M. Pd.
Latar belakang penelitian ini adalah adanya isu-isu dan tindakan-tindakan radikalisme yang mengatakan bahwa hal tersebut berasal dari lembaga pendidikan Islam seperti di madrasah dan pesantren. Juga diisukan bahwa lembaga pendidikan Islam yakni salah satunya adalah pondok pesantren yang menjadi sasaran kelompok Radikal untuk menyebarkan pahamnya.
Jenis metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari Pimpinan pondok pesantren Nabil Husein Samarinda, Kepala Sekolah SMA Nabil Husein Samarinda, guru-guru SMA Nabil Husein Samarinda, dan salah satu santri di Pondok Pesantren Nabil Husein Samarinda. Dengan tekhnik pengumpulan data melalui (1) wawancara dengan seluruh informan (2) dokumentasi tertulis pondok pesantren khususnya SMA Nabil Husein Samarinda seperti profil pondok dan SMA, beserta data-data lainnya. Dan (3) observasi lapangan, melihat keadaan sekitar di lingkungan pondok pesantren Nabil Husein Samarinda.
Berdasarkan hasil analisis, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Persepsi mereka terhadap radikalisme keagamaan yang mengarah pada agama yang dijadikan alat untuk memecah belah, menyebut jihad atas nama agama adalah persepsi yang salah. Persepsi bahwa tidak sependapat apabila radikalisme dikaitkan dengan Islam karena sangat bertolak belakang dengan misi yang dibawa dan yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, pun tidak dibenarkan dalam Islam. Memang ada didalam menyampaikan dakwah, terkadang kita perlu ketegasan tetapi tidak sampai kepada aksi-aksi yang sifatnya radikal apalagi sampai menyakiti secara fisik dan lain sebagainya seperti halnya merusak, mengebom dan lain-lain. Serta seluruh informan mempunyai persepsi bahwa radikalisme agama itu identik dengan suka mengkafirkan orang lain seperti, menganggap diri paling benar, membid’ahkan orang lain, membenci kelompok non-muslim dan memaksakan pendapat mereka kepada kelompok yang lain yang dianggap berbeda.