Show simple item record

dc.contributor.authorCahyani, Rinda Elok
dc.date.accessioned2022-10-25T00:38:45Z
dc.date.available2022-10-25T00:38:45Z
dc.date.issued2022-10-11
dc.identifier.urihttp://repository.uinsi.ac.id/handle/123456789/1907
dc.description.abstractABSTRAK Rinda Elok Cahyani 2022. “Mengubur Ari-Ari dalam Perspektif „Urf (Studi Terhadap Masyarakat Jawa dan Banjar di Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir).” Skripsi Program Studi Hukum Keluarga, Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda.” Penelitian ini dibimbing oleh Dr. Hj. Darmawati, M.Hum. dan Nur Syamsi, M.Pd. Latar belakang penelitian ini adalah mengubur ari-ari yang telah menjadi tradisi secara turun-temurun dengan berbagai macam prosesi yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada masyarakat suku Jawa dan Banjar di Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir, mereka melaksanakan penguburan ari-ari dengan menyertakan benda-benda tertentu serta dengan maksud dan tujuan tertentu. Terdapat dua rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu, yang pertama mengenai prosesi penguburan ari-ari yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dan Banjar di Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir. Kedua, tinjauan „urf terhadap prosesi penguburan ari-ari yang dilakukan oleh masyarakat Jawa dan Banjar di Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan, dengan menggunakan pendekatan Normatif Empiris. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data primer dalam penelitian ini adalah wawancara kepada masyarakat suku Jawa dan Banjar di Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir. Hasil penelitian seluruh responden masyarakat Jawa, mereka menganggap ari-ari merupakan dulure bayi yang dapat diartikan sebagai saudaranya si bayi, orang Jawa sendiri seringkali menyebutnya sebagai “kakang kawah adi ari-ari sedulur papat limo pancer”. Pada masyarakat Banjar, mereka semua menganggap ari-ari itu saudaraan dengan si bayi, masyarakat Banjar mengatakan bahwa ari-ari itu masuk ke dalam saudara ampat, yang pertama camariyah, kedua tubaniyah, ketiga tambuniyah dan yang ke empat uriyah. Masyarakat Jawa dan Banjar dalam melaksanakan penguburan ari-ari semuanya harus dicuci terlebih dahulu, kemudian dimasukkan kedalam kendil yang telah dialasi kain putih, setelah itu ditambahkan benda-benda tertentu seperti jarum, benang, buku, pensil, garam, pupur, lipstik, tulisan surah Al-Fatihah, lampu dan sebagainya, dengan maksud dan tujuan yang beraneka ragam. Mengubur ari-ari jika ditinjau dari segi jangkauannya, ini termasuk dalam kategori „urf al amm, jika ditinjau dari keabsahannya, tradisi mengubur ari-ari ini termasuk ke dalam al-„urf ashshahihah („urf yang benar) dan al-„urf al-fasidah („urf yang salah).en_US
dc.publisherUINSI Samarindaen_US
dc.subjectAri-Ari, Urfen_US
dc.titleMengubur Ari-Ari dalam Perspektif „Urf (Studi Terhadap Masyarakat Jawa dan Banjar di Kelurahan Selili Kecamatan Samarinda Ilir)en_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record