Pembelajaran Sains Anak Usia Dini Pada Taman Kanak-Kanak Di Kecamatan Samarinda Utara (TK Islam Silmi, TK ABA 13, TK Darul Falah)
Abstract
Suliyanty Mooduto, 2022. “Pembelajaran Sains Anak Usia Dini Pada Taman Kanak-Kanak Di Kecamatan Samarinda Utara (TK Islam Silmi, TK ABA 13, TK Darul Falah)”, penelitian ini dibimbing oleh Prof. Dr. Zurqoni, M.Ag dan Dr. Siti Nor Asiah, S.E., M.Pd.
Latar belakang penelitian yakni mengenai pelaksanaan pembelajaran sains yang merupakan strategi yang tepat untuk menstimulasi seluruh aspek perkembangan anak dini , dengan sistem pendekatan saintifik dengan melakukan pengkajian dan penerjemahan pengalaman manusia tentang dunia fisik dengan cara tertentu dan sistematis pada Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Samarinda Utara. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan bagaimana pembelajaran sains pada taman kanak-kanak, dan untuk mendeskripsikan faktor-faktor yang dapat mendukung dan menghambat pembelajaran sains pada taman kanak-kanak di Kecamatan Samarinda Utara.
Penelitian ini menggunakan jenis deskriptif kualitatif, lokasi penelitian bertempat di Taman Kanak-Kanak Islam Silmi, Taman Kanak-kanak Aisyiah Bustanul Athfal (ABA) 13, dan Taman Kanak-Kanak Darul Falah Ponpes, dengan tehnik pengumpulan data wawancara, observasi, dan dokumentasi, Analisis data menggunakan model Constant Comparative Analysis dengan model perbandingan dan Miles Huberman sebagai langkah awal yaitu melakukan kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan sebagai pembuktiannya, serta sebagai pengujian keabsahan data menggunakan tehnik triangulasi.
Hasil penelitian menemukan bahwa pembelajaran sains pada tiga Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Samarinda Utara yaitu (1). Pembelajaran sains di ketiga sekolah menggunakan kurikulum 2013 sebagai pedoman perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dilakukan dengan model sentra dengan pendekatan saintifik. Pelaksanaan pembelajaran sains dilakukan sesuai dengan kesepakatan yang telah ditetapkan sekolah masing-masing. Kemudian untuk evaluasi atau penilaian pembelajaran sains dilakukan guru dengan metode anekdot, hasil karya, portofolio, dan proyek untuk melihat sejauh mana pembelajaran sains dapat membentuk anak menjadi pribadi yang mandiri dan dapat memecahkan masalah dikehidupan sehari-hari mereka dengan memaksimalkan seluruh aspek perkembangan anak melalui pembelajaran sains. (2). Faktor pendukung dari ketiga sekolah adalah dari faktor lingkungan, kesiapan anak dalam menerima pembelajaran, lokasi sekolah yang menyediakan bahan ajar alami, kreatifitas guru, semangat guru, dan semangat murid dalam menerima pembelajaran. Sedangkan perbedaannya yaitu terlihat pada faktor penghambat dari setiap sekolah yakni faktor cuaca yang tidak menentu, lokasi sekolah, bahan ajar yang susah di update, sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak semua guru kreatif, dan kompetensi atau kemampuan guru.