dc.description.abstract | ABSTRAK
Marhat, 2023, “Resiliensi Ibu yang Memiliki Anak Down Syndrome di Kampung Nelayan Desa Jantur Kecamatan Muara Muntai”. Skripsi, Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam, Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah, Universitas Sultan Aji Muhammad Idris (UINSI) Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. H.M. Tahir, S.Ag., MM dan Rini Fitriani Permatasari, S. Psi., M.A
Ibu merupakan orang yang pertama merasakan tekanan saat mengetahui anaknya memiliki kelainan, ia harus beradaptasi untuk menjaga keseimbangan hidup. Tekanan ini dapat mengganggu aktivitas kesehariannya dan kesejahteraan fisik serta mental. Resiliensi sangat diperlukan, Resiliensi diartikan sebagai kemampuan untuk bangkit dari kesulitan, agar ibu dapat melanjutkan hidup dengan harapan yang lebih baik. Ibu yang memiliki anak down syndrome perlu memiliki resiliensi dan komitmen kuat, untuk menjaga, mendidik, dan memberi kasih sayang secara optimal.
Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan fenomenologi yang digunakan untuk mendeskripsikan tentang resiliensi ibu yang memiliki anak down syndrome. Penelitian ini melibatkan ibu yang memiliki anak down syndrome di desa Jantur Kecamatan Muara Muntai. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang didapatkan dianalisis dengan menggunakan model interaktif dari Miles, Huberman dan Saldana yang meliputi: koleksi data, kondensasi data, data display dan verifikasi atau penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari ke 5 aspek resiliensi menghasilkan; a) Informan A dan H kompeten dan tahan menghadapi suka duka merawat anak down syndrome. Mereka fokus pada kemandirian dan pendidikan anak-anaknya. Informan AS tidak kompeten, sikap acuh, dan keterlibatan kerja memengaruhi keadaannya. b) Ketiga informan mengatasi emosi negatif dan stres melalui pekerjaan dan dukungan sosial. Mereka menjaga keseimbangan emosional dengan baik. c) Penerimaan positif pada perubahan penting dalam mengasuh anak down syndrome. Informan A, H, dan AS menjalin hubungan yang aman dengan lingkungan, menciptakan rasa aman, dan mengendalikan situasi meskipun terkadang menyakitkan. d) Kontrol diri berperan penting dalam pengasuhan anak down syndrome. Informan A dan H memiliki kontrol diri yang baik dan stabil, sementara informan AS tidak cukup baik dalam kontrol dirinya sebab sering memarahi dan terkadang memukul anaknya. e) spiritualilitas, berperan kuat dalam kehidupan. Semua informan memiliki pandangan spiritual positif, menganggap anak down syndrome sebagai karunia yang membawa pahala. Sikap pasrah pada takdir menguatkan mereka dalam menghadapi kenyataan. | en_US |