Standar Ketampanan Pria Pada Iklan MS Glow For Men Versi Semua Juga Bisa (Analisis Semiotika Pada Iklan Di Media Sosial Instagram @Msglowformen)
Abstract
ABSTRAK
Fitriah, 2022. “Standar Ketampanan Pria Pada Iklan MS Glow For Men Versi Semua Juga Bisa (Analisis Semiotika Pada Iklan Di Media Sosial Instagram @Msglowformen), Skripsi, Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah, Jurusan Penyiaran Islam, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Universitas Islam Negeri Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Bapak Dr. M. Abzar D, M.Ag selaku pembimbing I dan Bapak Andi Muhammad Abdi, M.I.Kom selaku pembimbing II
Latar belakang pada penelitian ini adalah MS Glow For Men merupakan brand skincare khusus pria yang menjadi viral di media sosial karena komika Babe Cabita dan Marshel Widianto dengan kulit yang tidak mulus, bertubuh gempal, dan berkulit gelap dipilih menjadi brand ambassador produk MS Glow For Men. Padahal sebagian besar pria pada iklan perawatan kulit sering ditampilkan dengan wajah yang tampan, berkulit putih, bertubuh kekar, dan berpose seolah-olah untuk menunjukkan kegagahan dan pesona yang mereka miliki. Ugensi pada penelitian ini adalah karena iklan ini merupakan iklan yang unik dan baru, iklan ini juga sempat viral di media sosial, sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada iklan ini.
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana standar ketampanan pria pada iklan MS Glow For Men versi Semua Juga Bisa, dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana standar ketampanan pria pada iklan MS Glow For Men versi Semua Juga Bisa. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis semiotika Roland Barthes yaitu pandangan mengenai denotasi, konotasi, dan mitos.
Berdasarkan hasil penelitian, standar ketampanan pria pada iklan MS Glow For Men Versi Semua Juga Bisa adalah (1) berpakaian rapi dan bersih, (2) rambut yang rapi, (3) berkulit wajah glowing, (4) tampan tidak ditentukan oleh warna kulit, (5) bentuk tubuh tidak menentukan standar ketampanan, (6) tampan tidak ditentukan oleh profesi, (7) semua pria bisa menjadi tampan.