PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBENTUK JIWA ENTREPRENEUR DI SMK NUSANTARA MANDIRI KOTA BONTANG
Abstract
Siti Halimah Syakdiyah, 20120200013. “Peran Kepala Sekolah dalam Membentuk Jiwa Entrepreneur di SMK Nusantara Mandiri Kota Bontang”. Tesis. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda. Penelitian ini dibimbing oleh Dr. H. M. Tahir, S.Ag., M.M. sebagai Pembimbing I dan Dr. Moh. Salehudin, S.Pd.I., M.Pd. sebagai Pembimbing II.
Menghadapi perkembangan pesat di era industri, individu dituntut untuk memiliki keterampilan dan semangat berwirausaha. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diharapkan menjadi salah satu lembaga pendidikan yang memberikan kontribusi nyata dalam memberikan solusi. Oleh karena itu, peran kepala sekolah sangat diperlukan untuk relevan dan sejalan dengan kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan peran kepala sekolah dalam membentuk jiwa berwirausaha di SMK Nusantara Mandiri Bontang.
Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi, dokumentasi, dan wawancara. Penyajian data dibagi berdasarkan unsur-unsur dalam peran kepala sekolah. Teknik analisis data menggunakan metode interaktif yang terdiri dari kondensasi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Keabsahan data dilakukan dengan uji perpanjangan keikutsertaan dan ketekunan peneliti.
Hasil penelitian menunjukkan peran kepala sekolah lebih menitikberatkan pada peran sebagai educator, manajer, dan inovator, namun tidak meninggalkan peran-peran lainnya. Peran sebagai educator diwujudkan dengan memberikan pendidikan praktis yang relevan dengan dunia kerja dan program magang. Sebagai manajer, kepala sekolah memberikan motivasi dan keleluasaan kepada siswa. Sebagai administrator, kepala sekolah menciptakan sistem terorganisir dan lingkungan yang mendukung pertumbuhan siswa. Sebagai supervisor, memberikan pendampingan langsung kepada siswa dan personel sekolah. Sebagai leader, melaksanakan program-program untuk pengembangan pengalaman dan keterampilan siswa. Terakhir, sebagai inovator dan motivator dengan menjalin hubungan harmonis, memberikan teladan, serta mendukung keterampilan praktis dan kewirausahaan siswa.
Adapun hambatan dari peran tersebut yaitu kurangnya motivasi dan kreativitas siswa, rendahnya dukungan orang tua, kesulitan dalam pengorganisasian dan pertanggungjawaban kegiatan, kurangnya kerja sama siswa dalam mengerjakan produk, ketidakresponsifan siswa terhadap pembelajaran, serta masalah magang siswa. Solusinya adalah membangun semangat kewirausahaan melalui pendekatan holistik, melibatkan orang tua dan narasumber industri, meningkatkan efisiensi pengelolaan informasi, menekankan budaya kerja industri, meningkatkan kedisiplinan siswa melalui keterlibatan orang tua, mengambil langkah-langkah inovatif dalam pendidikan, serta menciptakan lingkungan kondusif untuk pengembangan keterampilan dan motivasi siswa dalam dunia kerja.