Show simple item record

dc.contributor.authorNasir, Muhammad
dc.contributor.authorAchmad, Andi
dc.date.accessioned2020-08-21T03:14:17Z
dc.date.available2020-08-21T03:14:17Z
dc.date.issued2016
dc.identifier.urihttp://repository.iain-samarinda.ac.id/handle/123456789/734
dc.description.abstractMuhammad Nasir dan kawan kawan, Kurikulum Madrasah Aliyah (MA) Berbasis Pesantren di Indonesia tahun 2016 Perubahan kurikulum terakhir terjadi pada tahun 2013 yang dikenal dengan kurikulum 2013. Pemberlakukan kurikulum ini ditandai dengan pemberlakuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) tentang Struktur Kurikulum 2013, Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), Stanndar Proses, Standar Penilaian dan Implementasi Kurikulum 2013. Sebelum pemberlakuan beberapa Peraturan Menteri Pendidikan Nasional tersebut, pemerintah juga telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tantang Badan Nasional Standarisasi Pendidikan (BNSP). Menurut pemahaman sekilas penulis, beberapa hal yang baru secara konsep dari kurikulum 2013 ini adalah karakter tujuan atau kompetensi lulusan yang dikemas dalam bentruk integrasi dengan menekankan pada pendidikan karakter, karakteri pembelajaran yang menekankan pada pendekatan seintifik dan kerakter penilaian yang lebih detail dengan menekankan pada penilaian proses. Dari latar belakanng belakang dan pemahaman sekilas penulis tentang kurikulum 2013, maka penulis tertarik untuk mengkaji secara sistematik dan menganalisis secara mendalam bagaimana sebenarnya karakteristik kurikulum 2013 ini terutama dari anatomi atau komponen kurikulum yaitu karakteristik tujuan, isi, pembelajaran dan penilaian. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah kurikulum Madrasah Aliyah (MA) yang berbasis pesantren juga mengalami perubahan signifikan seiring dengan perubahan kurikulum tersebut. Apabila terjadi Tujuan penelitian ini adalah; untuk mengetahui a) Karateristik tujuan kurikulum Madrasah Aliyah (MA) berbasis pesantren di Indonesia.l b) Karakteristik isi ata materi kurikulum Madrasah Aliyah (MA) berbasis pesantren di Indonesia. ; c) Karateristik modelpembelajaran kurikulum Madrasah Aliyah (MA) berbasis pesantren di Indonesia.; d) Karakteristik penilaian kurikulum Madrasah Aliyah (MA) berbasis pesantren di Indonesia.; e) Apa saja yang dihadapi dalam pengelolaan Madrasah Aliyah (MA) berbasis Pesantren di Indonesia. Hasil penelitian menggambarkan bahwa; pertama, tujuan kurikulum Madrasah Aliyah (MA) yang berbasisis Pesantren terbagi menjadi empat bagian yaitu; tujuan akademik, tujuan sosial, tujuan spritual dan tujuan keterampilan. Dengan kata lain, terdapat empat kategori tujuan kurikulum Madrasah Aliyah (MA) yang berbais pesantren. Dengan kata lain, Madrasah Aliyah (MA) harus mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; Dalam bahasa kurikulum kompetensi ini dibagi menjadi yaitu; 1) KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan (pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan Pembagian tersebut merupakan penjabaran dari tiga kategori tujuan menurut Taksonomi Blomm yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berikut adalah contoh darir tujuan atau Kompetensi Lulusan Madrasah Aliyah yang lulusannya diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut; Kedua, karakatristik isi atau konten kurikulum Madrasah Aliyah (MA) pondok pesantren di Indonesa dapat dikategorikan ke dalam dua kelompok besar yaitu Pertama. Pondok Pesantren yang hanya mengembangkan kurikulum lokal berdasarkan karakteristik tujuan yang ditetapkan. Kedua, Pondok Pesantren yang memiliki tiga komponen kurikulum dengan kepentingan tertentu, masing-masingn kurikulum kementerian pendidikan dan kebudayaan, kurikulum kementerian agama dan kurikulum lokal Madrasah Aliyah (MA) berbasis Pesantren yang disesuaikan dengan kepentingan pesantren. Ketiga, Prosesn pembelajaran pada Madrasah Aliyah (MA) Non Pesantren dengan Madrasah Aliyah (MA) Berbasis Pesantren memiliki perbedaan yang cukup siginifiakan. Perbedaan itu terlihat pada waktu dan metode pembelajaran yang diterapkan masing masing. Proses kegiatan belajar mengajar di Madrasah Aliyah (MA) pesantren ini adalah Pertama, metode klassikal yang pelaksanaannya di lembaga pendidikan formal (madrasah) pada pagi hari, kedua, metode Halaqah yang pelaksanaannya pada saat pengajian atau pelajaran ekstra kurikuler keagammaan. Dengan kata lain, Pada prinsipnya, seluruh Madrasah Aliyah (MA) berbasis pesantren di Indonesia menggunakan model mengajar dengan empat penekanan yaitu model mengajar personal,model mengajar sosial, model mengajar pemrosesan informasi dan model mengajar behaviristik. Secaa khusus, Madrasah Aliyah (MA) Berbasis pesantren memiliki karakter proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran perorangan (individual), metode kelompok, metode ceramah variasi, metode tanya jawab, metode simulasi, metode demonstrasi , metode kerja kelompok, metode pemberian tugas, metode role playing, metode wetonan metode sorogan dan sistem takhasus. Keempat, Secara umum model penilaian yang diterapkan di Madrasah terbagi dalam dua bentuk yaitu 1) Model penilaian akademik. Aspek akademik ini meliputi; a) memiliki nilai rapor lpyang lengkap untuk kelas 1 (satu), 2 (dua) dan 3 (tiga); b) telah memiliki nilai ujian untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan; c) tidak terdapat nilai ≤ 4,25 baik untuk ujian tulis maupun ujian praktek seluruh mata pelajaran yang diujikan dengan nilai rata-rata Ujian Nasional dan Ujian Sekolah tidak boleh ≤ 4,50. Dam 2) mpdel penilaian Aspek Non-Akademik yang meliputi: a) nilai rata-rata kepribadian (kelakuan, kerajinan, dan kerapian) pada semester II kelas III minimal baik. b) Kehadiran di sekolah pada semester I dan II kelas III minimal 90 % dari jumlah hari efektif. Jika dikaitkan dengan model penilaian Kurikulum 2013, pada dasarnya, Madrasah Aliyah (MA) Pondok Pesantren 4 menggunakan empat jenis penilaian yaitu; 1) penilaian diri sendiri,penilaian sosial, penilaoan akademik dan penilaian keterampilan. Kelima problem pendidikan yang mempengaruhi pendidikan nasional dewasa ini adalah Sumber daya guru yang belum profesional, kurangnya tenaga guru yang profesional. Problem operasional, yaitu profesionalisme guru masih rendah, dan Faktor yang menghambat perkembangan madrasah selama ini adalah keterbatasan tenaga guru, ketidak jelasan status guru dan ketidaklayakan kualifikasi guru. Lebih jauh, Nurahid melalui penelitiannyalem pengelolaan Madrasah Aliyah (MA) menyebutkan bahwa yang melatar belakangi problem institusi Madrasah Aliyah Umum adalah kurangnya tenaga guru yang sesuai dengan kualifikasi keilmuan, di samping itu juga masih kurangnya tenaga guru, terbatasnya dana anggaran pendidikan, kurikulum yang digunakan tidak relevan dengan kebutuhan siswa, jumlah mata pelajarannya terlalu banyak, bebannya terlalu berat dan orientasinya tidak jelas serta faktor siswa ini juga menjadi problem tersendiri, seperti latar belakang pendidikan siswa banyak lulusan dari SMP, di samping itu inputnya rendah, anaknya memang bandel, malas, dan tidak memiliki basic agama yang baik Di sisi lain problem yang terjadi di lapangan disebabkan karena masih banyak sarana-prasarana pembelajaran yang tidak layak, maka dengan tegas Arif Rahman berpendapat, bahwa titik lemahnya pendidikan itu disebabkan karena lemahnya pemerataan pendidikan yang kurang didukung oleh sarana serta prasarana yang memadaien_US
dc.publisherIAIN Samarindaen_US
dc.subjectKURIKULUM PEMBELAJARANen_US
dc.subjectMADRASAH ALIYAHen_US
dc.titleDESAIN KURIKULUM MADRASAH ALIYAH (MA) BERBASIS PESANTREN DI INDONESIAen_US


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record